Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Keputusan Terberat Seorang Pemimpin adalah Melepaskan Karyawan Karena Kondisi Kesehatan

9 Oktober 2024   07:31 Diperbarui: 10 Oktober 2024   04:43 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melepaskan karyawan karena kondisi kesehatan adalah salah satu keputusan terberat yang harus diambil seorang pemimpin (image by Freepik)

Sebagai seorang pemimpin, wajar kalau Anda merasa terbebani secara emosional dalam menghadapi situasi seperti ini. Anda mungkin bertanya-tanya, apakah ada cara lain untuk membantu? Apakah Anda bisa memberikan waktu istirahat yang lebih panjang atau mengatur ulang jenis pekerjaan yang bisa dia lakukan? Kalau ada pilihan seperti itu, tentu bisa dipertimbangkan. Tapi, dalam banyak kasus, terutama di pekerjaan yang sangat bergantung pada kondisi fisik yang prima, tidak banyak opsi yang bisa diambil.

Keputusan yang Anda ambil seharusnya tidak cuma didasarkan pada rasa kasihan, tapi juga pada tanggung jawab Anda terhadap keselamatan dan kesejahteraan semua karyawan. Dalam jangka panjang, keputusan yang Anda ambil dengan mempertimbangkan keselamatan mungkin menjadi keputusan terbaik untuk semua pihak.

Keterbatasan Middle Management dalam Pengambilan Keputusan

Sebagai middle management, Anda mungkin merasa terjepit dalam situasi ini. Di satu sisi, Anda punya tanggung jawab untuk menjaga produktivitas tim dan memastikan keselamatan di tempat kerja.

Di sisi lain, Anda tidak punya wewenang untuk memberikan bantuan medis atau program dukungan finansial kepada karyawan yang sedang sakit.

Banyak perusahaan yang berorientasi pada profit sering kali membatasi opsi yang bisa diberikan kepada karyawan yang tidak lagi bisa bekerja karena alasan kesehatan.

Bantuan medis atau dukungan lainnya seringkali memerlukan persetujuan dari manajemen puncak, dan keputusan-keputusan ini biasanya didasarkan pada pertimbangan anggaran dan prioritas bisnis. Dengan kata lain, Anda sebagai middle management tidak punya wewenang untuk membuat keputusan besar terkait kesejahteraan karyawan.

Tapi, hal ini tidak berarti Anda tidak bisa melakukan apa pun. Meskipun Anda tidak bisa memutuskan untuk memberikan bantuan medis, Anda tetap bisa menjadi jembatan yang baik antara karyawan dan manajemen atas. Anda bisa membantu mengomunikasikan kebutuhan karyawan tersebut kepada pihak yang berwenang atau setidaknya memberikan dukungan moral dalam proses ini.

Mengambil Keputusan dengan Transparansi dan Empati

Ketika keputusan sulit seperti ini harus diambil, penting bagi Anda untuk menyampaikannya dengan cara yang transparan dan penuh empati. Karyawan yang terpengaruh harus memahami kalau keputusan ini diambil bukan karena dia tidak berharga atau tidak penting, tapi karena kesehatan dan keselamatan adalah prioritas utama. Penting untuk mengomunikasikan kalau keputusan ini diambil demi kepentingan semua pihak, termasuk dia sendiri.

Komunikasi yang baik sangat penting dalam situasi seperti ini. Anda bisa memulai dengan menjelaskan kondisi yang ada, mengapa pekerjaan ini membutuhkan kondisi fisik yang prima, dan bagaimana risiko yang mungkin dihadapi kalau dia terus bekerja dalam kondisi yang tidak sehat. Sampaikan kalau ini adalah keputusan yang berat bagi Anda, tapi dilakukan demi kebaikan bersama.

Tentu, menyampaikan keputusan ini harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai karyawan merasa diperlakukan tidak adil atau tidak dihargai. Pahami kalau keputusan ini akan mempengaruhi kehidupan pribadinya, dan sampaikan dengan cara yang menghormati perasaannya. Kalau memungkinkan, siapkan waktu untuk mendengarkan dan memberikan dukungan emosional.

Menyediakan Alternatif dan Dukungan

Meskipun bantuan medis tidak menjadi pilihan di perusahaan Anda karena orientasi profit, Anda tetap bisa mencari alternatif yang mungkin membantu. Salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah membantu karyawan tersebut untuk mengakses program-program asuransi atau tunjangan yang mungkin dipunyanya. Kalau perusahaan punya program asuransi kesehatan, Anda bisa memberikan informasi mengenai cara mengaksesnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun