Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Keputusan Terberat Seorang Pemimpin adalah Melepaskan Karyawan Karena Kondisi Kesehatan

9 Oktober 2024   07:31 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:35 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melepaskan karyawan karena kondisi kesehatan adalah salah satu keputusan terberat yang harus diambil seorang pemimpin (image by Freepik)

Sebagai seorang pemimpin, Anda pasti pernah berada di situasi yang tidak mudah, di mana keputusan yang diambil tidak cuma mempengaruhi produktivitas tim, tapi juga kehidupan pribadi karyawan. Salah satu dilema terbesar adalah ketika Anda harus memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak karyawan karena kondisi kesehatannya yang tidak lagi mendukung pekerjaannya. Di satu sisi, ada rasa empati terhadap orang tersebut yang sedang sakit. Tapi, di sisi lain, tanggung jawab Anda terhadap keselamatan dan kesejahteraan seluruh tim juga menjadi prioritas.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana seorang pemimpin harus menghadapi situasi seperti ini. Bagaimana mempertimbangkan kesehatan karyawan, keselamatan di tempat kerja, serta keterbatasan dalam mengambil keputusan, terutama kalau Anda berada di posisi middle management.

Tanggung Jawab dan Risiko di Tempat Kerja

Di banyak pekerjaan, terutama yang berisiko tinggi, kondisi kesehatan karyawan sangat berpengaruh terhadap performa kerja dan keselamatan tim secara keseluruhan. Dalam situasi di mana pekerjaan menuntut ketahanan fisik yang prima, karyawan yang tidak dalam kondisi sehat akan berisiko besar. Tidak cuma bagi dirinya sendiri, tapi juga untuk rekan-rekannya.

Sebagai contoh, di industri manufaktur atau konstruksi, pekerjaan sering kali melibatkan alat berat atau situasi yang berbahaya. Di sinilah kesehatan fisik dan mental karyawan menjadi sangat penting. Karyawan yang sedang dalam kondisi kurang sehat mungkin kurang sigap dalam menghadapi risiko atau bahkan melakukan kesalahan yang bisa berakibat fatal. Kalau hal ini terjadi, bukan cuma produktivitas yang terganggu, tapi juga keselamatan seluruh tim bisa terancam.

Ketika Anda dihadapkan pada situasi seperti ini, di mana karyawan tersebut tidak lagi bisa bekerja dengan aman karena kesehatannya, keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak bisa menjadi pilihan yang harus diambil, meskipun berat. Keputusan ini bertujuan melindungi karyawan itu sendiri dan juga orang lain di sekitarnya.

Empati Terhadap Karyawan yang Sakit

Rasa kasihan terhadap karyawan yang sedang sakit adalah reaksi yang sangat manusiawi. Anda mungkin merasa kalau dengan memutuskan kontraknya, Anda sudah berkontribusi pada semakin memburuknya situasi hidupnya. Karyawan tersebut tidak cuma berjuang dengan penyakitnya, tapi juga harus kehilangan sumber penghasilan utamanya. Ini tentu bukan hal yang mudah bagi siapa pun.

Sebagai seorang pemimpin, wajar kalau Anda merasa terbebani secara emosional dalam menghadapi situasi seperti ini. Anda mungkin bertanya-tanya, apakah ada cara lain untuk membantu? Apakah Anda bisa memberikan waktu istirahat yang lebih panjang atau mengatur ulang jenis pekerjaan yang bisa dia lakukan? Kalau ada pilihan seperti itu, tentu bisa dipertimbangkan. Tapi, dalam banyak kasus, terutama di pekerjaan yang sangat bergantung pada kondisi fisik yang prima, tidak banyak opsi yang bisa diambil.

Keputusan yang Anda ambil seharusnya tidak cuma didasarkan pada rasa kasihan, tapi juga pada tanggung jawab Anda terhadap keselamatan dan kesejahteraan semua karyawan. Dalam jangka panjang, keputusan yang Anda ambil dengan mempertimbangkan keselamatan mungkin menjadi keputusan terbaik untuk semua pihak.

Keterbatasan Middle Management dalam Pengambilan Keputusan

Sebagai middle management, Anda mungkin merasa terjepit dalam situasi ini. Di satu sisi, Anda punya tanggung jawab untuk menjaga produktivitas tim dan memastikan keselamatan di tempat kerja. Di sisi lain, Anda tidak punya wewenang untuk memberikan bantuan medis atau program dukungan finansial kepada karyawan yang sedang sakit.

Banyak perusahaan yang berorientasi pada profit sering kali membatasi opsi yang bisa diberikan kepada karyawan yang tidak lagi bisa bekerja karena alasan kesehatan. Bantuan medis atau dukungan lainnya seringkali memerlukan persetujuan dari manajemen puncak, dan keputusan-keputusan ini biasanya didasarkan pada pertimbangan anggaran dan prioritas bisnis. Dengan kata lain, Anda sebagai middle management tidak punya wewenang untuk membuat keputusan besar terkait kesejahteraan karyawan.

Tapi, hal ini tidak berarti Anda tidak bisa melakukan apa pun. Meskipun Anda tidak bisa memutuskan untuk memberikan bantuan medis, Anda tetap bisa menjadi jembatan yang baik antara karyawan dan manajemen atas. Anda bisa membantu mengomunikasikan kebutuhan karyawan tersebut kepada pihak yang berwenang atau setidaknya memberikan dukungan moral dalam proses ini.

Mengambil Keputusan dengan Transparansi dan Empati

Ketika keputusan sulit seperti ini harus diambil, penting bagi Anda untuk menyampaikannya dengan cara yang transparan dan penuh empati. Karyawan yang terpengaruh harus memahami kalau keputusan ini diambil bukan karena dia tidak berharga atau tidak penting, tapi karena kesehatan dan keselamatan adalah prioritas utama. Penting untuk mengomunikasikan kalau keputusan ini diambil demi kepentingan semua pihak, termasuk dia sendiri.

Komunikasi yang baik sangat penting dalam situasi seperti ini. Anda bisa memulai dengan menjelaskan kondisi yang ada, mengapa pekerjaan ini membutuhkan kondisi fisik yang prima, dan bagaimana risiko yang mungkin dihadapi kalau dia terus bekerja dalam kondisi yang tidak sehat. Sampaikan kalau ini adalah keputusan yang berat bagi Anda, tapi dilakukan demi kebaikan bersama.

Tentu, menyampaikan keputusan ini harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai karyawan merasa diperlakukan tidak adil atau tidak dihargai. Pahami kalau keputusan ini akan mempengaruhi kehidupan pribadinya, dan sampaikan dengan cara yang menghormati perasaannya. Kalau memungkinkan, siapkan waktu untuk mendengarkan dan memberikan dukungan emosional.

Menyediakan Alternatif dan Dukungan

Meskipun bantuan medis tidak menjadi pilihan di perusahaan Anda karena orientasi profit, Anda tetap bisa mencari alternatif yang mungkin membantu. Salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah membantu karyawan tersebut untuk mengakses program-program asuransi atau tunjangan yang mungkin dipunyanya. Kalau perusahaan punya program asuransi kesehatan, Anda bisa memberikan informasi mengenai cara mengaksesnya.

Kalau tidak ada program asuransi atau bantuan lainnya dari perusahaan, Anda mungkin bisa memberikan informasi tentang lembaga eksternal yang menawarkan dukungan bagi orang yang sedang sakit. Di beberapa kasus, perusahaan juga bisa memberikan referensi kepada karyawan tersebut supaya bisa memperoleh bantuan di luar organisasi.

Alternatif lainnya adalah memastikan kalau karyawan tersebut memahami hak-haknya dan punya akses yang jelas terhadap semua program atau tunjangan yang tersedia baginya. Bantuan seperti ini mungkin tidak menyelesaikan seluruh masalah, tapi bisa menunjukkan kalau Anda peduli dan melakukan yang terbaik dalam keterbatasan yang ada.

Kesimpulan

Keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak karyawan karena kondisi kesehatannya yang memburuk adalah salah satu keputusan paling berat yang bisa dihadapi oleh seorang pemimpin. Tapi, bagian dari tanggung jawab kepemimpinan adalah memastikan kalau keselamatan dan produktivitas tim tetap terjaga, meskipun harus membuat keputusan yang sulit.

Dalam proses ini, Anda harus menyeimbangkan antara rasa empati terhadap karyawan dan tanggung jawab Anda terhadap tim. Komunikasi yang transparan dan penuh empati akan membantu meredakan ketegangan dan menunjukkan kalau Anda mengambil keputusan ini demi kebaikan bersama. Selain itu, sebagai middle management, meskipun Anda mungkin tidak punya wewenang untuk memberikan bantuan medis, Anda tetap bisa berperan dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan.

Pada akhirnya, menjadi pemimpin berarti membuat keputusan yang tidak selalu menyenangkan, tapi yang terbaik untuk semua pihak. Dalam situasi ini, fokus Anda tetap pada kesejahteraan tim secara keseluruhan, dan di situlah kepemimpinan Anda benar-benar diuji.

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun