Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kalau Bisa Dipersulit, Kenapa Harus Dipermudah?

23 Juli 2024   08:01 Diperbarui: 30 Juli 2024   15:33 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini mengakibatkan penurunan produktivitas secara keseluruhan.

Meningkatkan Stres

Proses yang dipersulit bisa menambah beban kerja dan menyebabkan stres berlebihan bagi karyawan, yang pada akhirnya bisa menurunkan moral dan kesejahteraan.

Stres yang berkepanjangan bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik karyawan, yang pada gilirannya bisa meningkatkan absensi dan turnover.

Menghambat Inovasi

Ketika proses terlalu rumit, orang mungkin merasa terjebak dalam rutinitas dan tidak termotivasi untuk mencari cara baru yang lebih baik atau inovatif.

Inovasi membutuhkan fleksibilitas dan ruang untuk eksperimen.

Kalau karyawan terus-menerus terjebak dalam prosedur yang kaku, mereka tidak akan punya waktu atau energi untuk berinovasi.

Menurunkan Kepuasan Pelanggan

Kalau layanan atau produk dipersulit, pelanggan mungkin merasa frustrasi dan tidak puas, yang bisa merugikan reputasi perusahaan.

Pelanggan cenderung menghargai layanan yang cepat dan efisien. Proses yang rumit dan berbelit-belit bisa membuat pelanggan merasa tidak dihargai dan akhirnya berpaling ke pesaing.

Kesalahan dan Kebingungan

Proses yang rumit sering kali lebih rentan terhadap kesalahan, karena ada lebih banyak langkah dan detail yang harus diperhatikan.

Semakin banyak langkah dalam sebuah proses, semakin besar kemungkinan terjadi kesalahan.

Ini bisa mengakibatkan kebingungan dan frustrasi, baik bagi karyawan maupun pelanggan.

Komunikasi yang Buruk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun