Belakangan ini, kita semua tentu sudah tahu tentang video viral yang memperlihatkan seorang HRD menegur calon karyawan karena merokok di dalam pabrik. Saya sendiri tidak tahu secara persis apa yang sebenarnya terjadi, tapi isu ini menarik untuk dibahas, bukan?
Kalau kita berbicara mengenai peraturan, setiap perusahaan pasti punya aturan-aturan tertentu. Hampir semua perusahaan punya aturan ketat terkait perilaku merokok. Biasanya, merokok tidak diperbolehkan di sembarang tempat karena sudah disediakan area khusus untuk itu. Aturan ini dibuat bukan cuma untuk kesehatan, tapi juga untuk keselamatan dan kenyamanan bagi mereka yang tidak merokok.
Ketika aturan ini dilanggar, wajar saja kalau ada teguran, karena bagaimanapun juga, aturan harus ditegakkan. Tapi, cara menegur inilah yang menarik untuk kita bahas lebih lanjut.
Pentingnya Cara yang Tepat dalam Menegakkan Aturan
Ketika bekerja, profesionalisme sangat penting, dan ini tentunya berkaitan erat dengan etika. Profesionalitas mencakup banyak aspek, salah satunya adalah bagaimana cara kita menyampaikan teguran atau kritik.Â
Teguran memang perlu, tapi bagaimana caranya? Apakah harus di depan umum atau di ruangan terpisah? Apakah menggunakan kata-kata yang baik atau kasar? Tujuannya tetap sama, yaitu menegur, tapi cara yang digunakan bisa membuat perbedaan besar.
Aturan di tempat kerja harus ditegakkan demi menjaga ketertiban dan kedisiplinan. Kalau aturan tidak ditegakkan, orang lain mungkin akan ikut-ikutan melanggar, dan moral perusahaan bisa menurun karena merasa aturan bisa dilanggar begitu saja. Hal ini tentu tidak baik untuk perusahaan. Ketegasan dalam penegakan aturan merupakan bagian penting dari manajemen yang efektif.
Tapi, cara menegur yang kasar dan merendahkan juga tidak baik. Cara tersebut bisa menyebabkan rasa malu dan ketidaknyamanan yang berlebihan pada pihak yang ditegur, dan ini bisa berdampak negatif pada kinerja dan moral mereka.Â
Selain itu, sikap kasar bisa merusak hubungan kerja yang harmonis dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat. Oleh karena itu, penting untuk menegur dengan cara yang bijaksana dan penuh hormat.
Di era digital sekarang, ada kemungkinan seseorang merekam kejadian tersebut dan akhirnya menjadi viral. Tidak cuma orang yang bersangkutan yang akan terkena dampaknya, tapi juga reputasi perusahaan. Terlebih lagi, kalau yang menegur memakai seragam perusahaan, maka perusahaan akan terlibat dalam masalah tersebut. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan kalau semua tindakan pegawainya mencerminkan nilai-nilai perusahaan yang positif.
Tidak mengherankan kalau perusahaan mengambil langkah tegas terhadap karyawan yang menegur dengan cara yang tidak pantas. Reputasi perusahaan adalah aset yang berharga, dan menjaga reputasi tersebut adalah tanggung jawab semua karyawan. Langkah tegas ini juga merupakan sinyal kepada karyawan lain kalau perusahaan serius dalam menegakkan aturan dengan cara yang etis dan profesional.
Video viral tersebut sudah memecah pendapat netizen. Ada yang mendukung HRD, ada juga yang menyayangkan sikapnya. Masing-masing tentu punya alasannya sendiri-sendiri. Setiap orang punya pengalaman yang berbeda-beda, sehingga wajar kalau pendapat mereka pun berbeda. Diskusi yang muncul dari perbedaan pendapat ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menegur dan menegakkan aturan di tempat kerja.
Komunikasi Itu Penting
Komunikasi adalah kunci penting dalam setiap interaksi di tempat kerja. Tujuannya adalah untuk memastikan kalau pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan jelas oleh lawan bicara. Penting untuk diingat kalau komunikasi efektif tidak memerlukan penggunaan kata-kata kasar atau merendahkan. Terutama bagi seorang HRD, yang seharusnya punya citra bijaksana dan menunjukkan kecerdasan emosional tinggi, hal ini menjadi sangat krusial.
HRD diharapkan mampu mengelola emosinya dengan baik dan tidak mudah tersulut amarah saat menghadapi pelanggaran aturan. Kecerdasan emosional adalah aset penting dalam peran ini, karena membantu HRD untuk tetap tenang dan objektif dalam berbagai situasi. Dengan begitu, teguran yang diberikan bisa disampaikan dengan cara yang lebih konstruktif dan tidak merusak hubungan kerja.
Penegakan aturan memang penting, tapi caranya harus mencerminkan nilai-nilai etika dan profesionalisme. Seorang penegak aturan harus bisa menunjukkan kalau ketegasan tidak harus disertai dengan perilaku buruk. Hal ini penting untuk menjaga integritas dan moral di tempat kerja. Kalau penegakan aturan dilakukan dengan cara yang tidak bijaksana, individu yang bersangkutan justru akan merugikan dirinya sendiri dan mungkin juga menurunkan rasa hormat dari rekan kerja lainnya.
Selain itu, tindakan yang tidak bijaksana dari seorang karyawan, terutama yang berada di posisi strategis seperti HRD, bisa mencemarkan nama baik perusahaan.Â
Perusahaan tentu tidak ingin reputasinya rusak cuma karena tindakan yang kurang pantas dari satu atau dua karyawannya. Reputasi yang buruk bisa berdampak negatif pada bisnis dan kehidupan banyak orang yang tergantung pada kelangsungan perusahaan tersebut.
Untuk mencegah hal ini, penting bagi setiap karyawan untuk selalu menjaga sikap dan cara komunikasi mereka, terutama dalam situasi yang membutuhkan teguran atau tindakan disiplin.Â
Pendekatan yang bijaksana dan penuh hormat akan lebih efektif dalam membangun lingkungan kerja yang positif dan produktif. Komunikasi yang baik juga menciptakan suasana kerja yang harmonis, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kinerja keseluruhan perusahaan.
Perusahaan juga perlu memastikan kalau seluruh karyawannya memahami pentingnya komunikasi yang baik dan etis. Pelatihan dan pembinaan mengenai kecerdasan emosional dan keterampilan komunikasi bisa menjadi investasi berharga yang membantu mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan. Dengan begitu, perusahaan bisa membangun budaya kerja yang sehat dan profesional.
Dengan menjaga komunikasi yang baik dan profesional, kita tidak cuma menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif, tapi juga menjaga reputasi perusahaan tetap baik di mata publik. Ini adalah tanggung jawab bersama yang harus diemban oleh setiap karyawan untuk memastikan kesuksesan jangka panjang perusahaan.
Penyesalan Datang Belakangan
Saya tidak mengetahui bagaimana akhir dari kejadian ini, apakah dia akhirnya membuat video permintaan maaf atau dipecat dari pekerjaannya. Tapi, insiden ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kontrol emosi dan memilih kata-kata dengan hati-hati.Â
Sebagai pelajaran, kita harus menghargai betapa berharganya kecerdasan emosional dalam situasi teguran atau konflik di tempat kerja. Ketika seseorang menjabat sebagai HRD atau dalam posisi lain yang punya pengaruh besar, reputasi dan citra diri mereka bisa berdampak langsung pada perusahaan dan kolega mereka.
Selain itu, penegakan aturan harus dilakukan dengan cara yang menghormati martabat individu. Tindakan disiplin yang dilakukan dengan kasar atau merendahkan tidak cuma mencoreng nama baik perusahaan, tapi juga bisa mempengaruhi motivasi dan kesejahteraan psikologis karyawan. Oleh karena itu, penting untuk mengedepankan pendekatan yang profesional dan berempati dalam setiap interaksi di lingkungan kerja.
Kesadaran akan dampak dari setiap tindakan kita sebagai individu dalam sebuah organisasi adalah kunci untuk membangun lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Pelatihan yang terus-menerus mengenai komunikasi efektif, manajemen emosi, dan etika profesional bisa membantu mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan dan memperkuat fondasi nilai-nilai perusahaan secara keseluruhan.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H