Kelima, mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan
Keenam, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu Slavin menyebutkan strategi-strategi belajar pada teori kontruktivisme adalah top-down processing (awal belajar siswa dimulai dengan masalah yang kompleks untuk dipecahkan, kemudian menemukan ketrampilan yang dibutuhkan, cooperative learning (strategi yang digunakan untuk proses belajar, agar siswa lebih mudah dalam menghadapi problem yang dihadapi dan generative learning (strategi yang menekankan pada integrasi yang aktif antara materi atau pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata. Melalui proses yang bermakna ini, maka seorang anak (siswa) akan tumbuh menjadi seorang individu yang lebih sempurna, unggul dan cerdas.
KONKLUSI
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu pada teori konstruktivisme lebih berfokus pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman. Atau dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya yang dia peroleh lewat pengalaman empiris mereka sendiri.
Teori belajar konstruktivisme beranjak dari psikolog sekaligus filsuf Jean Piaget yang memandang kegiatan belajar sebagai proses membentuk atau mengatur sendiri (self reglation) yang dilakukan siswa dalam mengatasi konflik kognitif. Piaget dan para konstruktivis lainnya mengemukakan bahwa, dalam mengajar, seharusnya diperhatikan pengetahuan yang telah diperoleh siswa sebelumnya.
Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan dalam proses belajar mengajar itu sendiri. Menurut Piaget, ada tiga bentuk pengetahuan, yakni pengetahuan fisik, pengetahuan logika dan pengetahuan sosial.
Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan fisik dan pengetahuan logika dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalaman, di mana terjadi interaksi antara struktur kognisi (pengetahuan) awal yang sudah dimilikinya dengan informasi baru yang diperoleh dari lingkungan di luar dirinya. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang sudah siap untuk diambil atau diingat, melainkan individu harus mengkonstruksi pengetahuan awal itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Teori konstruktivisme dapat menjadi kekuatan dalam membantu guru untuk kmempelajari cara atau model atau metode pembelajaran yang efektif, terutama dalam mengembangkan strategi belajar pada siswa secara tepat. Demi tercapainya pembelajaran yang konstruktivis secara optimal, disarankan kepada para pendidik untuk dapat memfasilitasi baik sarana prasarana maupun alokasi waktu sehingga pelaksanaan dan pencapaian hasilnya bisa meningkat.Â
Eduardus Johanes Sahagun
Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada
(17/422287/PPS/03490)