Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Cipta Makna, Bentuk Pengetahuan": Teori Konstruktivisme Jean Piaget dalam KBM

25 April 2020   18:00 Diperbarui: 25 April 2020   18:00 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PENGETAHUAN adalah proses KONSTRUKSI | Dok. pribadi

Menurut teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah tetapi melalui proses yang berkesinambungan dan menyeluruh. Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka.

Tidak ada guru yang menginginkan kondisi pembelajaran yang kacau dengan hasil yang buruk. Setiap guru pasti akan mempersiapkan strategi pembelajaran yang matang dan tepat, karena memang setiap guru merasakan dan menyadari bahwa tugasnya sebagai pendidik dan pengajar adalah tugas mulia, penuh dengan amal kebajikan sehingga setiap ucapan dan perilakunya akan diteladani oleh seluruh siswanya. Strategi pembelajaran mempunyai suatu garis besar tindakan dalam usaha mencapai hasil yang telah ditentukan.[1] Tokoh yang berperan pada teori dan konsep ini adalah Jean Piaget.

FILSAFAT KONSTRUKTIVISME (SELAYANG PANDANG)

Filsafat pengetahuan, adalah bagian daam filsafat yang mempertanyakan persoalan pengetahuan dan juga bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu. Pertanyaan umum dari filsafat pengetahuan adalah (1)Apa itu pengetahuan, (2) Bagaimana kita dapat memperoleh pengetahuan, dan (3) Bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu.  Filsafat pengetahuan juga bertanya tentang hakekat pengertian dengan bertanya "Apakah kebenaran itu?". Salah satu aliran dalam filsafat pengetahuan yang banyak mempengaruhi perkembangan pendidikan sains dan matematika adalah Filsafat Konstruktivisme.

Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan banhwa pengetahuan kita adalah konstruksi atau buatan kita sendiri[1]. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas) yang ada tetapi merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan dari kegiatan seseorang. Para konstruktivis yakin bahwa penetahuan itu ada dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan realitas, objek, fenomena dan pengalaman mereka sendiri. 

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari. Sangat berbeda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.

Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.[2] Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Pengetahuan manusia dianggap benar apabila pengetahuan itu berkembang atau berjalan terus dan dapat dipakai untuk memecahkan persoalan yang sesuai. Memang konstruktivisme hampir mirip dengan pragmatism. Namun tetap ada perbedaan yang mendasar. Bagi kaum konstruktivis, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada orang lain, tettapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan bukan merupakan sesuatu yang telah jadi melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam prose situ, keaktifan seseorang yang ingin tahu amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.

Beberapa faktor seperti keterbatasan pengalaman konstruksi yang terdahulu, dan struktur kognitif seseorang dapat membatasi pembentukan pengetahuan orang tersebut. Sebaliknya, situasi konflik atau anomaly yang membuat orang dipaksa untuk berpikir lebih mendalam akan mengembangkan pengetahuan seseorang. Bagi konstruktivisme pengetahuan adalah konstruksi pikiran manusia yang berkembang terus- menerus.  

TEORI KONSTRUKTIVISME JEAN PIAGET

Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme dalam proses atau Kegiatan Belajar dan Mengajar. Ia menjelaskan bagaimana proses pengetahuan seseorang dalam teori perkembangan intelektual yang dikenal dengan istilah Teori Adaptasi Kognitif. Teori piaget ini dipengaruhi oleh keahliannya dalam bidang biologi. Di mana, Ia mengamati kehidupan keong yaag setiap kali harus beradaptasi dengan lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun