ABSTRAK
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam perspektif pendidikan itu sangat dinamis. Setiap perkembangan pendekatan pendidikan tidak terlepas dari perspektif pendekatan sebelumnya. Bahkan pendekatan yang baru merupakan kombinasi dan akumulasi berbagai pandangan sebelumnya. Pendekatan yang lahir kemudian juga seringkali merupakan reaksi (koreksi) terhadap perspektif sebelumnya.
Seorang guru dalam pembelajaran konstruktivisme dituntut dapat berlaku sebagai fasilitator bagi siswanya. Guru tidak langsung dapat memberikan pengetahun kepada siswa, tetapi ia harus memfasilitasi, mengarahkan siswa sehingga siswa yang berlaku aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri.
Pembentukan pengetahuan menurut teori konstruktivistik ini memandang subyek sebagai pelaku aktif yang menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Inti dari teori konstruktivisme, dalam proses pembelajaran, pembelajar yang harus mendapatkan porsi terbesar.
Konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari usaha Jean Peaget. Sebagai seorang Psikolog sekaligus Filsuf, Piaget menekankan pentingnya lingkungan sosial dalam belajar. Baginya, integrasi kemampuan dalam belajar kelompok akan dapat meningkatkan perubahan secara konseptual. Secara garis besar, proses adaptasi dengan lingkungan oleh Peaget dikelornpokkan menjadi proses asimilasi dan akomodasi.
Pendekatan kepada pengajaran efektif dalam rangka mengkreasikan sebuah lingkungan belajar di ruang kelas mendukung pembentukan keragaman dan kreatifitas pada proses pemecahan masalah pada siswa dan kembali secara eksklusif rnenitikberatkan pada jawaban yang benar secara matematika. Tulisan ini akan menjelaskan konsep teori konstruktivisme dari sudut pandang filsafat dan psikologi yang kemudian dikaji dalam setting kegiatan pembelajaran di kelas.
Kata Kunci : Konstruktivisme, Kegiatan Pembelajaran
AWAL KATA
Dewasa ini, peranan pendidik dalam menyampaikan pengajaran yang bermakna kepada anak didiknya sangat dipengaruhi oleh teori pembelajaran yang menjadi asas pegangannya. Seorang pendidik akan menggunakan kaedah pengajaran yang paling efisien demi menjamin berlakunya pembelajaran di kalangan murid-muridnya. Secara umunya, pengajaran ialah penyampaian maklumat dalam seting pendidikan, misalnya sekolah rendah, sekolah menengah dan institusi pengajian tinggi.
Selain itu, pembelajaran juga merupakan perbuatan atau pengalaman seorang pembelajar yang diperoleh melalui pendidikan. Namun dalam konteks pendidikan, pembelajaran mengandung maksud perubahan tingkah laku seseorang akibat ilmu, kemahiran atau amalan yang diperoleh melalui proses pendidikan. Teori belajar konstruktivisme mulai berkembang pada abad XIX.
Teori tersebut lebih mementingkan proses dari pada hasil. Proses pembelajaran tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi lebih banyak melibatkan proses berfikir.