Ketika Dimas mencapai ketinggian tertentu, dia mulai merasakan adanya kehadiran makhluk jahat di sekelilingnya. Suara berbisik dan gemerisik di antara pepohonan menandakan bahwa ada sesuatu yang mengintai. Dimas merasa waspada dan berusaha tetap fokus pada tujuannya. Dia terus mendaki, meskipun kelelahan mulai mempengaruhi kemampuannya.
Di tengah perjalanan, Dimas menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik bebatuan. Gua ini tampak seperti tempat yang aman untuk beristirahat, dan Dimas memutuskan untuk masuk dan mencari perlindungan. Begitu dia memasuki gua, dia disambut oleh pemandangan yang mengejutkan---di dalam gua terdapat lukisan-lukisan kuno di dinding yang menggambarkan pertempuran antara kekuatan baik dan jahat di Negeri Awan.
Lukisan-lukisan ini menggambarkan kisah-kisah tentang pahlawan-pahlawan yang telah berjuang melawan kegelapan dan bagaimana Permata Cinta digunakan untuk mengalahkan musuh. Dimas merasa terinspirasi dan terhubung dengan cerita-cerita ini. Dia menyadari bahwa perjuangan yang dia hadapi adalah bagian dari warisan panjang perjuangan melawan kejahatan.
Ketika Dimas sedang memeriksa lukisan-lukisan tersebut, dia tiba-tiba merasakan getaran kuat di tanah. Gua mulai bergetar, dan dinding-dindingnya mulai retak. Dimas menyadari bahwa ada ancaman yang datang, dan dia harus segera keluar dari gua. Dengan cepat, dia mengambil beberapa catatan dari dinding gua dan melarikan diri ke luar.
Begitu dia keluar, dia melihat bahwa gunung mulai mengeluarkan semburan energi gelap. Kegelapan Abadi tampaknya mulai mengaktifkan kekuatannya untuk menghentikannya. Dimas berlari dengan cepat, menghindari batu-batu yang jatuh dan jurang yang tiba-tiba muncul di jalur pendakian.
Selama perjalanan ini, Dimas menghadapi berbagai rintangan yang menguji ketahanan dan keberaniannya. Dia harus memanjat tebing curam, melompat dari satu batu ke batu lainnya, dan mengatasi berbagai jebakan yang diciptakan oleh Kegelapan Abadi. Setiap langkahnya menjadi semakin sulit, tetapi semangat dan tekadnya tetap kuat.
Akhirnya, setelah melewati berbagai ujian dan tantangan, Dimas mencapai sebuah titik di mana dia dapat melihat puncak Gunung Langit yang bersinar di kejauhan. Puncak gunung tersebut tampak seperti tujuan akhir dari perjalanan ini, dan Dimas merasa bahwa dia semakin dekat dengan menemukan Permata Cinta. Namun, dia juga tahu bahwa masih ada banyak bahaya yang harus dihadapi sebelum mencapai tujuannya.
Dengan tekad yang semakin kuat dan semangat yang tidak tergoyahkan, Dimas melanjutkan pendakiannya menuju puncak gunung, siap menghadapi apa pun yang menantinya. Setiap langkah yang dia ambil membawa dia lebih dekat ke petualangan yang menunggu di depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H