Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beban Tak Terduga

20 Agustus 2024   13:02 Diperbarui: 20 Agustus 2024   15:07 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maya merasa kesulitan untuk menyeimbangkan peran sebagai ibu dan pendamping Taufik dalam situasi yang menekan. Dia mulai mencari cara untuk mengatasi ketegangan ini dengan berkonsultasi dengan teman dan tetangga. Beberapa dari mereka menyarankan agar Maya mencari bantuan profesional, tetapi Maya merasa ragu dan takut menghadapi kenyataan.

Kehilangan dan Kesedihan

Suatu pagi yang dingin dan mendung, Maya terbangun dari tidurnya, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Suaminya, Taufik, yang biasanya sudah bangun lebih awal, masih terbaring di ranjang. Maya memanggil namanya dengan lembut, tetapi tidak ada jawaban. Dengan hati berdebar, dia mendekati Taufik dan merasakan tubuhnya yang dingin dan kaku. Maya dan Rafi merasa hancur, tidak tahu bagaimana melanjutkan hidup tanpa Taufik.

Kepanikan melanda Maya. Dia segera menelepon ambulans dan mencoba memberikan pertolongan pertama, tetapi semua upayanya sia-sia. Taufik meninggal dunia akibat serangan jantung. Kejadian ini mengubah segalanya dalam sekejap. Maya merasa terjatuh ke dalam jurang kegelapan dan kesedihan yang mendalam.

Selama minggu-minggu setelah kematian Taufik, rumah Maya dipenuhi oleh pelayat dan anggota keluarga yang datang untuk memberikan dukungan. Namun, di balik semua itu, Maya merasa terasing dan kesepian. Rafi, yang juga berduka, terlihat bingung dan tidak tahu bagaimana mengekspresikan rasa hatinya. Ia sering kali diam dan tidak bersemangat, menyendiri di kamarnya atau menghabiskan waktu dengan teman-temannya di luar rumah.

Dalam masa-masa duka ini, Maya berusaha keras untuk tetap kuat bagi Rafi. Dia menghadapi berbagai tantangan untuk memastikan Rafi tetap mendapatkan pendidikan dan perhatian yang dibutuhkan. Maya berjuang untuk menjaga rutinitas rumah tangga dan merawat Rafi, meskipun dia sendiri merasa hancur. Dia menghadapi berbagai masalah keuangan karena kehilangan pendapatan dari bisnis Taufik dan harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maya mulai mencari pekerjaan paruh waktu untuk membantu keuangan keluarga, sambil tetap berusaha memberikan dukungan emosional bagi Rafi.

Hari-hari berlalu, dan Maya merasa dirinya semakin tenggelam dalam beban yang tak kunjung selesai. Tanggung jawab sebagai orang tua tunggal dan kebutuhan untuk mengatasi duka membuatnya merasa seolah-olah dia berjuang sendirian melawan badai. Namun, dia bertekad untuk tidak menyerah dan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk Rafi, meskipun dia merasa hampir tidak mampu mengatasi semua masalah yang menghadangnya.

Maya merasa kesepian dan sering kali terjaga di malam hari, merenung tentang masa depan dan masa lalu. Ketika dia melihat Rafi, dia sering bertanya-tanya apakah dia melakukan yang terbaik sebagai ibu. Ketidakpastian ini membuatnya merasa tertekan dan kehilangan arah. Namun, dia tetap berusaha keras untuk memberikan rasa aman dan cinta kepada Rafi, berharap bahwa cinta dan pengorbanannya akan membuahkan hasil suatu hari nanti.

Konflik Berlanjut dan Keseharian

Seiring berjalannya waktu, Rafi semakin sulit diatur. Dia sering bolos sekolah dan berkelahi dengan ibunya. Maya merasa tertekan dan hampir tidak bisa mengatasi situasi ini sendirian. Dia mulai memikirkan kembali kata-kata peramal yang pernah dia dengar dan merasa bahwa ramalan itu mungkin menjadi kenyataan.

Rafi semakin menjauh dari ibunya dan terlibat dalam aktivitas negatif. Dia lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman-temannya dan bermain game daripada memikirkan masa depannya. Maya merasa terjebak dalam siklus frustrasi dan putus asa. Dia mencoba berbagai cara untuk memperbaiki situasi, tetapi hasilnya tidak memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun