Mohon tunggu...
Diaz Thaufiqurahman
Diaz Thaufiqurahman Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Diaz Thaufiqurahman - 41521010088, Fakultas Ilmu komputer, Teknik Informatika, Universitas Mercu Buana, PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB - Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG;

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Struktural Anthony Giddens

30 Mei 2023   09:43 Diperbarui: 30 Mei 2023   10:15 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdapat kata kunci dalam teori strukturasi: "struktur" dan "agensi". Menurut Anthony Giddens yang dimaksud dengan "struktur" adalah "rules and resources" yang dipakai pada produksi dan reproduksi sistem. Sedangkan "agensi" agency) adalah individu. Segala sesuatu tidak mungkin terjadi lewat intervensi individu. Giddens dipandang sebagai orang pertama yang berhasil menghasilkan teori yang menghubungkan struktur dan agensi. Teorinya disebut "Teori Strukturasi".

Dalam teori ini, struktur dan agensi tidak dipandang sebagai dua hal yang terpisah, karena jika demikian akan muncul dualisme struktur-agensi. Struktur dan agensi, menurut Giddens, harus dipandang sebagai dualitas (duality), dua sisi mata uang yang sama. Hubungan antara keduanya bersifat dialektik, dalam arti struktur dan agensi saling mempengaruhi dan hal ini berlangsung terus menerus, tanpa henti.

Struktur mempengaruhi agensi dalam dua arti: memampukan (enabling) dan menghambat (constraining). Terjadinya paradoks dalam pengertian struktur ini karena Giddens melihat struktur merupakan hasil (outcome) sekaligus sarana (medium) praktik sosial. Dan bukanlah merupakan totalitas gejala, bukan kode tersembunyi seperti dalam strukturalisme, dan bukan pula kerangka keterkaitan bagian-bagian dari suatu totalitas seperti yang dipahami para fungsionalis. Dalam pengertian Giddens, agensi dapat meninggalkan struktur, ia tidak selalu tunduk pada struktur. Ia dapat mencari kesempatan maupun kemungkinan untuk keluar dari peraturan dan ketentuan yang ada.

Maka dalam teori strukturasi yang menjadi pusat perhatian bukan struktur, bukan pula agensi, melainkan apa yang oleh Giddens disebut "social practices". Memang orang tidak boleh melupakan struktur dan agensi, bahkan seharusnya memahami secara detil struktur dan agensi. Namun fokus utama harus diletakkan pada social practice, yaitu bagaimana manusia-manusia menjalani hidup seharihari, baik dalam hubungannya dengan anak-istri/suami, sahabat, maupun dengan birokrat, pelayan bank, dan lain-lain.

Giddens membedakan 3 (tiga) dimensi internal pelaku, yaitu :

  • Motivasi Tak Sadar (Unconscious Motives)

Motivasi tak sadar berkaitan dengan keinginan atau kebutuhan yang berpotensi mengarahkan tindakan individu, tetapi bukan tindakan itu sendiri. Motivasi tak sadar melibatkan dorongan-dorongan yang tersembunyi di luar kesadaran yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku.

  • Kesadaran Praktis (Practical Consciousness)

Kesadaran praktis adalah istilah yang mengacu pada pemahaman dan kesadaran yang tidak selalu dapat dijelaskan secara rinci atau diurai menjadi komponen-komponen yang terpisah. Ini menggambarkan pemahaman intuitif atau pengalaman holistik yang sulit dijelaskan dengan kata-kata atau didefinisikan secara terperinci.

  • Kesadaran Diskursif (Discursive Consciousness)

Kesadaran diskursif, juga dikenal sebagai kesadaran berbahasa atau discursive consciousness, mengacu pada kapasitas kita untuk merefleksikan dan memberikan penjelasan rinci serta eksplisit atas tindakan kita. Ini melibatkan kemampuan kita untuk menggunakan bahasa dan konsep-konsep yang terstruktur untuk menggambarkan dan memahami pengalaman, motivasi, niat, dan alasan di balik tindakan yang kita lakukan.

Giddens menyatakan bahwa struktur merupakan aturan (rules) dan sumber daya (resources) dapat terbentuk dari praktik sosial. di sisi lain, pelaku yang merupakan aktor dapat pula mempengaruhi struktur, dalam arti tidak harus selalu tunduk kepada struktur. Giddens menyebutkan bahwa ada tiga gugus struktur yang harus dimilki oleh agen, yakni:

  • Signifikasi (Signification)

 konsep "Struktur Signifikasi" atau "Penandaan" (Signification) merujuk pada proses di mana tindakan sosial diberi arti dan makna melalui penggunaan simbol dan tanda-tanda.

Giddens berpendapat bahwa simbol dan tanda-tanda adalah bagian integral dari tindakan sosial dan digunakan untuk mentransmisikan makna di antara individu dan dalam interaksi sosial. Dalam konteks ini, tindakan sosial tidak hanya memiliki efek praktis tetapi juga memiliki dimensi simbolis yang melibatkan pertukaran pesan dan interpretasi makna.

  • Dominasi (Domination)

konsep "dominasi" (domination) merujuk pada mekanisme kekuasaan dan kontrol yang terkait dengan struktur sosial. Giddens mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat hubungan kekuasaan yang tidak merata, di mana beberapa individu atau kelompok memiliki kekuatan yang lebih besar untuk mempengaruhi dan mengendalikan tindakan orang lain.

Giddens memahami dominasi sebagai aspek yang melekat dalam struktur sosial yang lebih luas. Ini mencakup hubungan hierarkis, ketidaksetaraan sosial, dan mekanisme kekuasaan yang memengaruhi interaksi dan tindakan individu. Dominasi muncul dari perbedaan kekuasaan yang ada dalam masyarakat, termasuk kekuasaan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

  • Legitimasi (Legitimation)

konsep "legitimasi" (legitimation) merujuk pada proses di mana struktur sosial dan kekuasaan diterima, diakui, dan dianggap sah oleh individu dan masyarakat secara luas. Legitimasi berkaitan dengan cara struktur sosial dan kekuasaan mendapatkan otoritas dan keabsahan dalam masyarakat.

Giddens menganggap bahwa keberadaan kekuasaan dan struktur sosial tidak hanya bergantung pada penguasaan fisik atau pemaksaan, tetapi juga pada dukungan dan penerimaan masyarakat. Legitimasi melibatkan proses di mana struktur dan kekuasaan diterima sebagai wajar, adil, dan pantas oleh anggota masyarakat, sehingga memperkuat stabilitas sosial dan melembagakan hubungan kekuasaan.

Legitimasi dapat terjadi melalui beberapa cara. Salah satu cara adalah melalui peneguhan norma sosial dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Ketika struktur dan kekuasaan sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, mereka lebih cenderung dianggap sah dan diterima.

Hal yang juga diperhatikan oleh Anthony Giddens dalam merombak pemikiran ilmu social, adalah dengan memperhatikan masalah ruang dan waktu bukan sebagai 'arena dimana manusia bertindak', tetapi dalam suatu unsur konstitutif dari tindakan dan pengorganisasian masyarakat. Dan untuk karena itu maka unsur waktu dan ruang menjadi unsur konstitutif dari tindakan dan pengorganisasian masyarakat.

Teori strukturasi bermaksud untuk mempermudah melihat dunia yang terstruktur dengan mengedepankan konsep agensi manusia. Caranya adalah dengan mengenali perbedaan antara konsep 'struktur' dengan 'sistem'. Sistem sosial tidak memiliki struktur namun memperlihatkan 'sifat-sifat struktural'. Sifat-sifat struktural ini hanya muncul di dalam berbagai tindakan instant serta menjadi jejak-jejak memori yang memberi petunjuk akan agen-agen manusia yang telah banyak memiliki pengetahuan

KEJAHATAN STRUKTURAL MENURUT ANTHONY GIDDENS

Menurut Anthony Giddens, kejahatan struktural adalah bentuk kejahatan yang terkait dengan struktur sosial yang ada dalam masyarakat. Giddens menganggap bahwa kejahatan struktural tidak hanya disebabkan oleh tindakan individu yang jahat, tetapi juga dipengaruhi oleh ketidakadilan dan ketimpangan struktural dalam masyarakat.

Giddens berpendapat bahwa struktur sosial yang tidak adil dan ketimpangan ekonomi dapat menciptakan kondisi yang memicu kejahatan struktural. Misalnya, ketidaksetaraan ekonomi yang signifikan antara kelompok masyarakat dapat menyebabkan ketidakadilan dan penindasan yang berpotensi memunculkan tindakan kriminal seperti pencurian, penipuan, atau korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun