Ribuan penonton terlihat memadati Stadion Nasional Lima pada Rabu (13/9/2023). Mereka datang dengan niatan yang sama, mendukung negaranya menjungkalkan hegemoni Brasil di puncak klasemen kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Amerika Latin sekaligus memperbesar asa La Blanquirroja menembus babak utama turnamen akbar dunia.
Namun gol menit akhir Marquinhos memanfaatkan sepak pojok dari Neymar membuat pendukung tuan rumah terdiam. Tambahan satu angka di depan mata jadi sirna, padahal dukungan penuh telah diberikan termasuk dari pada dukun lokal.
Sebelum pertandingan ini dimulai, para dukun terekam sedang berkumpul dengan pakaian berwarna mencolok. Diantara mereka mengenakan chullo, topi wol khas Peru selebihnya mengenakan topi jerami atau ikat kepala.
Mereka mengerubuti foto bergambar Neymar sebagai alas bagi sebuah boneka diatasnya yang dicucuk pisau. Ritus ini dilakukan sambil merapalkan mantra. Mereka berteriak alih-alih bermukim dalam hening.
Satu dari sekian dukun ini bertugas meniupkan terompet dari kerang. Prosesi ini berlanjut hingga menampilkan jersey Brasil bertuliskan Neymar bernomor punggung 10 yang dibalik. Sama seperti sebelumnya, boneka menjadi ilustrasi dari tubuh sang bintang dan sedang dicucuki pisau oleh para dukun.
Dalam perjalanannya, sihir maupun keterampilan spiritual selalu hadir dalam sepak bola. Semua ini diyakini untuk meraih kemenangan ataupun melukai lawan yang dianggap menjadi ancaman tim.
Tahun lalu Paul Pogba dikabarkan mengirimkan sihir hitam dari Afrika kepada rekan senegaranya, Kylian Mbappe. Gelandang Prancis itu membantah kabar yang pertama kali dihembuskan oleh saudaranya, tapi dirinya tak menampik menghubungi dukun. Namun tindakan itu dilakukan bukan untuk mencederai Mbappe.
Kisah okultisme dalam sepak bola tak berhenti di sana. Pada penyisihan Liga Champions 1997/1998 PSG menelan kekalahan 0-3 atas Steaua Bucharest. Presiden PSG kala itu, Michel Denisot harus mencari jalan untuk memenangkan laga di leg kedua agar timnya lolos ke babak selanjutnya.
Layaknya cahaya yang tiba-tiba masuk ke gelapnya kamar dari jendela, seorang stafnya, Claude Le Roy, datang memberi masukan. Dia yang mengenal baik sepak bola Afrika, menawarkan jasa seorang dukun asal Senegal bernama Sindy.
Tawaran itu diterima Denisot dan disebutnya sebagai "a mystical emergency". Sindy memulai tugasnya sebagai pekerja lepas di PSG. Dukun ini memprediksi kalau PSG akan menang 5-0 atas wakil Rumania tersebut.
Bahkan secara gamblang dia menceritakan kejadian dalam pertandingan ini, salah satunya pada menit ke 42 pemain nomor 18 PSG mencetak gol ke 4. Hasilnya luar biasa, pertandingan ini berhasil dimenangkan wakil Prancis dengan agregat 5-3!
Prediksi Sindy hampir tepat. Pemain nomor 18, Florian Maurice berhasil menceploskan gol ke 4 di menit 41. Seperti dituliskan oleh The Green Soccer Journal, hubungan dengan Sindy belum berhenti di sana.
Seorang pemain PSG, Leonardo de Araujo, yang pindah ke AC Milan dan menjadi pelatih, menghubungi Denisot untuk meminta nomor Sindy. Menurut Denisot, kerja sama antara Leonardo dengan Sindy berlangsung dalam beberapa tahun.
Hubungan antara dunia mistis dan sepak bola juga terjadi di Indonesia. Seperti yang terekam dalam buku Persib Undercover. Dalam partai semifinal Liga Indonesia 1994/1995, Persib menghadapi Barito Putera.
Pada pertandingan ini Pangeran Biru lebih diunggulkan. Prediksi kekuatan Persib yang lebih superior ketimbang lawannya nampak dalam pertandingan tersebut. Klub asal Bandung berhasil mengurung para pemain Barito Putera, tapi bola sulit sekali menembus jala.
Akhirnya seorang pemain Persib, Sutiono menemukan sebutir telur di belakang gawang yang dia yakini sebagai jimat untuk menghalangi pemain Persib menciptakan gol. Akhirnya ia dan rekan lainnya berusaha memecahkannya, dan berhasil.
Setelahnya para pemain Barito mengeluarkan sumpah serapahnya kepada Sutiono. Akhirnya Persib berhasil menjebol gawang Barito lewat gol Kekey yang mengantarkan mereka ke babak final menghadapi Petrokimia Gersik.
Produk spiritual ataupun mistis bagi manusia modern merupakan ungkapan asing dan terasa tabu. Bagi manusia zaman ini terutama di barat yang berpikir berdasarkan akal sehat, hal mistis merupakan kemunduran karena ide tersebut tak berbentuk dan tidak tergambarkan secara fisik.
Kebanyakan manusia modern khususnya dari barat, tak percaya dengan pemahaman esoteris seperti ini. Pemahaman mereka tumbuh dari rasionalitas yang bersumber dari penerjemahan sebuah objek fisik, sedangkan spiritualitas tak bisa didefinisikan dengan cara empiris seperti sekarang.
Bagaimanapun juga spiritual, mistis, atau apapun sebutannya itu tak akan hilang dari cerita indah seorang manusia, termasuk sepak bola. Sejarah penemuan sepak bola masih simpang siur hingga sekarang.
Namun orang-orang terdahulu melakukan permainan ini untuk menghilangkan kejenuhan ataupun stres. Tingkat kejenuhan dan stres tersebut tak bisa kita ukur secara pasti hingga mendorong mereka melakukan tindakan menimang sesuatu yang sekarang disebut sebagai bola.
Imajinasi liar yang mereka bawa bisa dijadi mendorong mereka menemukan permainan ini. Namun kita tak tahu pasti asal imajinasi dan mengapa imajinasi orang berbeda-beda.
Manusia modern menganggap penemuan atau buah pikir ini datang karena kecerdasan yang dibangun oleh orang tersebut. Kecerdasan tersebut didapat dari proses pembelajaran dan pengamatan bertahun-tahun yang dipadukan dengan pengalaman lain dalam hidup mereka.
Pengalaman ini termasuk perasaan yang secara tak sadar tidak pernah bisa dijabarkan atau sekadar diukur dengan gamblang melalui pembuktian empiris manusia modern.
Sedangkan orang-orang yang kita anggap kuno dan terbelakang karena lekat dengan pemahaman spiritual menganggapnya sebagai bentuk bantuan dari makhluk asing dan tak bisa ditangkap dengan mata telanjang.Â
Manusia kuno melihat pikiran sebagai makhluk hidup yang terus berkembang dan tak bisa diterjemahkan dengan huruf-huruf mati seperti pemahaman manusia modern.
Seperti penemuan sepak bola. Orang yang menemukannya pada awalnya mungkin memiliki dorongan untuk mendribel sebuah tengkorak manusia atau kulit hewan yang dipadatkan menjadi bulat.Â
Sekarang kita menikmatinya sebagai permainan sepak bola. Apakah orang pertama itu tahu asal dari pikiran yang datang begitu saja? Bisa jadi ada zat yang membawanya melakukan hal tersebut.
Pembuktian spiritual hanya didapat dengan pengalaman seseorang dan keterampilannya mengembangkan ilmu tersebut. Inilah yang menyebabkan hal-hal mistis sulit dijelaskan oleh setiap orang, karena mereka memiliki tafsirnya sendiri dan tak bisa disalahkan.
Lalu manusia-manusia modern menganggap orang yang dekat ilmu esoteris ini sebagai orang gila dan putus asa. Pembelokkan makna spiritualitas sebagai hal negatif yang terus berkembang menjadi musababnya.
Saat ini kita selalu memandang objek fisik sebagai kenyataan. Dia lebih penting ketimbang pikiran dan gagasan itu sendiri, padahal Plato menyebut gagasan sebagai hal-hal yang nyata. Inilah yang diajarkan oleh dunia mistis kepada penganutnya.
Benda-benda yang ditangkap oleh mata pikiran adalah sesuatu yang nyata dan bisa diyakini. Sedangkan objek fisik yang dengan mudah kita lihat dan rasakan sebatas permukaan.
Perbedaan cara berpikir ini membuat kita terpisah ratusan tahun dalam hal memandang rasionalitas. Kita yang menganggap mereka orang-orang terbelakang, perlu memikirkan ulang tentang kata-kata barusan.
Sampai hari ini, diterima atau tidak, kita masih mencari teori paling benar tentang cara pembuatan piramida di Mesir. Sedangkan mereka yang hidup di tengah peradaban kuno telah membangun bangunan megah tersebut, bahkan keindahannya masih kita nikmati hingga kini.
Bangsa Mesir Kuno pula yang menemukan rasi bintang yang kita terjemahkan sebagai zodiak. Mereka pula yang berhasil memahami Sirius  sebagai sistem tiga bintang yang baru ditemukan oleh peradaban modern pada 1995 dengan nama Sirius C.
Kemampuan orang-orang kuno yang berhasil menggabungkan panca indera dan kemampuan spiritualitasnya berhasil menggunakan otaknya lebih maksimal. Mereka mengenal 7 cakra untuk terhubung dengan kehidupan.
Salah satu cakra ini terdapat di antara alis. Orang mesir menyebutnya sebagai Ru yang dilambangkan sebagai portal kelahiran. Dalam ilmu esoteris, cakra ini disebut sebagai mata ketiga untuk berkomunikasi dengan zat lain yang tak dapat dilihat oleh kedua bola mata.
Dalam ilmu esoteris, kelenjar pineal yang berada di dalam otak di bagian atas sumsum tulang belakang, akan bergetar ketika seseorang mendapat firasat. Jika getaran itu digabungkan dengan disiplin ilmu spiritual lain akan membuat seseorang bisa membuka mata ketiganya.
Sedangkan ilmu pengetahuan modern baru bisa melihat kelenjar pineal sebagai kelenjar yang membesar ketika manusia masih berada di usia anak-anak. Ketika mereka puber, kelenjar ini akan menyusut dan mengeras seperti kapur karena daya imajinatif seseorang berkurang.
Ilmu pengetahuan modern selanjutnya baru menemukan hormon melatonin yang banyak dihasilkan oleh kelenjar pineal. Hormone ini berfungsi penting pada ritme bangun maupun tidur, serta berjasa besar dalam menjaga sistem kekebalan tubuh.
Salah satu tokoh ilmuan berpengaruh dunia, Albert Einstein bahkan pernah melakukan hal-hal yang tak empiris sama sekali untuk menemukan teorinya. Dia pernah berkata "Pada prinsipnya, jika mencoba membangun teori itu hanya mengandalkan observasi pada objek yang dapat dilihat saja, itu sepenuhnya keliru."
Hal ini dia buktikan dengan caranya menemukan teori relativitas yang mendobrak empirisme. Ia mengandalkan kertas dan pena untuk merumuskan postulat dan kontruksi teorinya tersebut. Dia berhasil merangkai imajinasinya sebagai sebuah ilmu baru yang dapat dimanfaatkan manusia lain yang hidup di masa setelah dia wafat.
Melalui teori relativitas yang ditemukannya, Einstein pernah memprediksi adanya gelombang gravitasi karena gelombang kejut hasil aktivitas dua massa benda aktif di alam semesta dan tak akan dikenali oleh manusia di bumi.
Dia juga memperkirakan ada bintang yang tak terlihat dengan massa super massif atau biasa disebut black hole. Di sana tedapat lintasan waktu yang memiliki perbedaan kecepatan.
Pada 2015 lalu, bertepatan dengan 100 tahun kematian Einstein, LIGO mendeteksi gelombang gravitasi dari tabrakan dua lubang hitam. Empat tahun berselang, NASA berhasil mendapat citra pertama dari lubang hitang tersebut. Lalu kita sekarang menikmati teknologi bernama GPS yang dimanfaatkan dari perbedaan waktu sesaat yang Einstein prediksi sebelumnya.
Bisa disimpulkan bahwa sebenarnya spiritualitas tak melulu soal ilmu hitam atau klenenik, sebuah tindakan keji yang merugikan atau persekutuan dengan mahluk tak terlihat. Spiritual merupakan satu ilmu yang bertentangan dengan empirisme modern.
Usaha untuk mengkontruksi spiritualitas dalam artikel ini ditutup dengan proses penciptaan seorang manusia. Beberapa agama bahkan secara gamblang menyebut kalau mahluk ini dikenal dengan sebutan Adam.
Beberapa agama memberitahu bagaimana proses penciptaan ini dilakukan. Apakah proses tersebut bisa dibuktikan secara empiris dengan pengetahuan yang kita miliki sekarang? Apakah ada yang bisa membuktikan secara empiris zat yang bisa menciptakan manusia untuk pertama kali?
Suka tak suka, manusia adalah mahluk yang dibuat dengan cara-cara tak logis dan masuk ke dalam pemahaman spiritual yang kita kenal sekarang. Jadi kita adalah mahluk spiritual itu sendiri yang sedang belajar memahami sifat kemanusiaan, lalu buat apa masih 'anti' dengan spiritualitas atau sesuatu yang mistis?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H