Melalui teori relativitas yang ditemukannya, Einstein pernah memprediksi adanya gelombang gravitasi karena gelombang kejut hasil aktivitas dua massa benda aktif di alam semesta dan tak akan dikenali oleh manusia di bumi.
Dia juga memperkirakan ada bintang yang tak terlihat dengan massa super massif atau biasa disebut black hole. Di sana tedapat lintasan waktu yang memiliki perbedaan kecepatan.
Pada 2015 lalu, bertepatan dengan 100 tahun kematian Einstein, LIGO mendeteksi gelombang gravitasi dari tabrakan dua lubang hitam. Empat tahun berselang, NASA berhasil mendapat citra pertama dari lubang hitang tersebut. Lalu kita sekarang menikmati teknologi bernama GPS yang dimanfaatkan dari perbedaan waktu sesaat yang Einstein prediksi sebelumnya.
Bisa disimpulkan bahwa sebenarnya spiritualitas tak melulu soal ilmu hitam atau klenenik, sebuah tindakan keji yang merugikan atau persekutuan dengan mahluk tak terlihat. Spiritual merupakan satu ilmu yang bertentangan dengan empirisme modern.
Usaha untuk mengkontruksi spiritualitas dalam artikel ini ditutup dengan proses penciptaan seorang manusia. Beberapa agama bahkan secara gamblang menyebut kalau mahluk ini dikenal dengan sebutan Adam.
Beberapa agama memberitahu bagaimana proses penciptaan ini dilakukan. Apakah proses tersebut bisa dibuktikan secara empiris dengan pengetahuan yang kita miliki sekarang? Apakah ada yang bisa membuktikan secara empiris zat yang bisa menciptakan manusia untuk pertama kali?
Suka tak suka, manusia adalah mahluk yang dibuat dengan cara-cara tak logis dan masuk ke dalam pemahaman spiritual yang kita kenal sekarang. Jadi kita adalah mahluk spiritual itu sendiri yang sedang belajar memahami sifat kemanusiaan, lalu buat apa masih 'anti' dengan spiritualitas atau sesuatu yang mistis?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H