Pola tersebut juga diikuti oleh Presiden Jokowi. Pria asal Solo tersebut kerap mengenakan busana daerah untuk acara kenegaraan. Pakaian tersebut selalu berganti untuk tiap gelarannya agar masyarakat semakin mengenal keanekaragaman pakaian adat yang ada di Indonesia.
Keduanya berharap cara tersebut mampu mengangkat harkat budaya lokal sebagai kebanggaan nasional sehingga masyarakat makin mengenal jati diri mereka sebagai sebuah bangsa yang multikultural.
Kini, kesadaran memperkenalkan budaya lokal sebagai identitas nasional sekaligus perkenalan budaya kepada dunia internasional mulai menjadi perhatian banyak pihak ditengah derasnya arus budaya barat. Salah satunya dilakukan oleh PT Freeport Indonesia.
PTFI bersama Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe (MWK) telah bekerja sama mempromosikan budaya lokal asal Papua, khususnya dari suku Kamoro. Mereka berharap cara ini mampu melestarikan budaya lokal sekaligus pemahaman masyarakat akan pentingnya merawat keberagaman sebagai bentuk identitas bangsa yang majemuk.
Kolaborasi keduanya baru-baru ini diimplementasikan menjadi sebuah acara bernama Kamoro Art Exhibition & Sale 2021 di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, 27-29 Oktober 2021.
Pagelaran acara tersebut sengaja dilangsungkan pada momen Sumpah Pemuda, karena melalui tangan penerus bangsa, budaya lokal mampu tampil lebih menonjol di kancah dunia lewat kreativitas dan keahlian menggunakan teknologi modern di tengah arus globalisasi.
Tak hanya menampilkan keindahan seni suku Kamoro mulai dari ukir, baju, dan tarian, acara ini juga diisi dengan dialog budaya. Tema yang diangkat dalam dialog pada (28/10) adalah "Pemuda dalam Gerakan Pelestarian Budaya" untuk membangkitkan kecintaan generasi masa kini dengan budaya lokal mereka.
Dialog tersebut meyakini kalau pemuda merupakan agen paling efektif untuk mempromosikan budaya dalam era globalisasi. Mereka dengan kecakapannya menangani modernisasi dan cepatnya pertumbuhan teknologi diharap dapat melakukan banyak hal.