Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Perjuangan Pemuda Dulu, Sekarang, dan Selamanya

1 November 2016   05:11 Diperbarui: 1 November 2016   09:22 3815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Forum Geosaintis Muda Indonesia

Oia kita belum membicarakan perjaungan yang menegarai lahirnya Indonesia, yaitu penghisapan atas sesuatu yang ada di negara ini. Apakah penghisapan itu sudah kelar dari Indonesia merdeka? Sepertinya tidak, bukan sepertinya, tapi jelas-jelas tidak!

Lihat tambang yang membuat bumi papua memiliki semacam pusar itu. Ia betul, tambang emas perusahaan Freeport. Pusaran yang dulunya berbentuk gunung kini tinggal lubang menganga. Kerusakan lingkungan terjadi disana. Apa yang kita dapat? Dulu kita hanya mendapat 20 persennya saja namun kini kita dapat sekitar 50 persen keuntungan dari tambang emas tersebut.

Lihat pula model makanan yang sekarang disajikan di restaurant yang biasa disinggahi oleh anak muda kota metropolitan. Spagetti, pizza, atau apalah itu makanan dari negeri sakura yang terlihat enak dan digandrungi oleh anak muda. Itu bentuk penghisapan juga, kawan. Tengoklah bagian kerah pakaian kalian atau merek sepatu yang kalian pakai, apakah kalian memakai merek lokal?

Walaupun kalian membeli produk KW, yang pasti merek yang tertera adalah merek luar bukan? Pikiran kita telah dihantui oleh produk luar yang bergwngsi dengan harga selangit. Pikiran kita telah dihisap dengan tren dan mode yang dikeluarkan bangsa barat.

Lalu bagaimana dengan tren dan mode yang ada di dalam negeri? Kini sudah banyak seniman, pembuat mode, maupun pembuat makanan yang mengelaborasi gaya tradisional Indonesia yang dipadupadankan dengan modernitas. Ternyata hal ini mulai dilirik anak muda.

Mungkin karena mental kita adalah mental terjajah, tetap saja kiblat kita adalah barat. Apakah saya menggunakan pakaian dan makanan dari luar? Saya akui saya terkadang menikmatinya, tapi gaya Indonesia kesukaan saya

Sepatu yang saya kenakan merek league, celana saya merupakan hasil memesan di toko permak levis, tapi tentu bahannya dari luar negeri. Kaos? Ah kaos saya kaos yang tak jelas mereknya namun bahannya nyaman. Membicarakan tentang budaya barat yang dikonsumsi pemuda sekarang, saya ingat dengan perkataan Pramoedya Ananta Toer "Jangan agungkan Eropa. Engkau sudah lupa kiranya, nak. Yang kolonial selalu iblis".

Kali ini kita ngobrolin soal sumpah sakti tanggal 28 Oktober itu, apakah isi sumpah itu telah dilaksanakan oleh pemuda sekarang? Sepertinya belum.

Bangsa menurut KBBI adalah kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyau kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat.

Namun kini banyak pemuda yang mengikuti aliran-aliran ekstrem dan teroris. Keduanya memiliki satu tujuan yaitu membangun negara baru diatas negara lama dalam hal ini adalah Indonesia. Sehingga semangat sumpah pemuda itu mati oleh pemikiran itu.

Kehidupan berbangsa juga terganggu lantaran banyak pemuda yang ingin bebas dan tidak mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia. Mereka malah bangga dengan daerah asal atau primordial, sampai-sampai memimpikan untuk membelot dari NKRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun