Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kudeta Turki: Kenapa Kantor Media Massa Harus Ditaklukkan?

21 Juli 2016   21:28 Diperbarui: 23 Juli 2016   10:13 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: cision.com

Lirik lah Trans Tv yabg di miliki oleh Si Anak Singkong, Chairul Tanjung, dia mempublikasikan usahanya secara masif di media yang di pegang olehnya. Sampai ada sitkom bertema Trans Mart, sebuah pasar modern miliknya.

Sumber Gambar: cision.com
Sumber Gambar: cision.com
Tengok pula berita di ANTV, Tv One, dan MNC Group, lalu bandingkan dengan berita di Metro Tv. Lihat lah betapa mereka menyajikan sisi berbeda yang di tekankan dalam setiap pemberitaannya. ANTV, Tv One dan media lainnya dalam naungan VIVA News pasti meminimalisir setiap pemberitaan negativ soal partai golkar atau kroninya.

Sama halnya dengan MNC Group, dan Metro Tv pasti mereka akan meminimalisir berita negatif soal Perindo milik Hary Tanoesoedibjo pemilik MNC Gropup serta Surya Paloh ketum Nasdem pemilik Metro Tv. Kesemua kantor berita tersebut akan saling serang jika lawan politiknya memiliki skandal.

Menyerang lawan politik dan meminimalisir berita negativ soal sebuah peristiwa yang menimpa partai-partai yang di naungi pemilik media tersebut adalah propaganda yang di lakukan oleh media massa. Sehingga masyarakat bisa menilai negatif lawan politik maupun menilai positif partai yang berafiliasi, jika boleh di katakan seperti itu, dengan media massa.

Apa lagi tahun depan pemilu serentak akan di lakukan. Propaganda pasti akan sangat gencar terjadi. Bahkan di Kota Jakarta dengan iklim politik yang kental, gonjang ganjing soal propaganda tadi sudah di rasakan jauh-jauh hari.

Marilah kita menjadi masyarakat melek media massa dan berubah kearah masyarakat yang cerdas media. Sehingga kita bisa menjadi pemilih cerdas dan masyarakat demokratis yang menjunjung tinggi perbedaan serta aspirasi.

KA Bogor-Palmerah, 20 Juli 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun