Lirik lah Trans Tv yabg di miliki oleh Si Anak Singkong, Chairul Tanjung, dia mempublikasikan usahanya secara masif di media yang di pegang olehnya. Sampai ada sitkom bertema Trans Mart, sebuah pasar modern miliknya.
![Sumber Gambar: cision.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/22/diaz4-5791a0a8e3afbdd605377e45.jpeg?t=o&v=555)
Sama halnya dengan MNC Group, dan Metro Tv pasti mereka akan meminimalisir berita negatif soal Perindo milik Hary Tanoesoedibjo pemilik MNC Gropup serta Surya Paloh ketum Nasdem pemilik Metro Tv. Kesemua kantor berita tersebut akan saling serang jika lawan politiknya memiliki skandal.
Menyerang lawan politik dan meminimalisir berita negativ soal sebuah peristiwa yang menimpa partai-partai yang di naungi pemilik media tersebut adalah propaganda yang di lakukan oleh media massa. Sehingga masyarakat bisa menilai negatif lawan politik maupun menilai positif partai yang berafiliasi, jika boleh di katakan seperti itu, dengan media massa.
Apa lagi tahun depan pemilu serentak akan di lakukan. Propaganda pasti akan sangat gencar terjadi. Bahkan di Kota Jakarta dengan iklim politik yang kental, gonjang ganjing soal propaganda tadi sudah di rasakan jauh-jauh hari.
Marilah kita menjadi masyarakat melek media massa dan berubah kearah masyarakat yang cerdas media. Sehingga kita bisa menjadi pemilih cerdas dan masyarakat demokratis yang menjunjung tinggi perbedaan serta aspirasi.
KA Bogor-Palmerah, 20 Juli 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI