REDAM RINDUKU
sambil tersenyum
kita redam rindu ini
karena inginku kau dekat
seperti jarak antarhuruf
yang tertata
dan, terbacalah cinta
***
SEPERTI PUISI
aku dan kau
seperti puisi
yang sempat tertulis
dan ditinggalkan
penyairnya
***
ESOK
esok hari
aku akan buru-buru
berlari menjumpaimu
sambil kugulung masa lalu
mencampurnya ke dalam secangkir kopi
kuaduk dengan secuil gula batu
lalu menyeruputnya
biar kurasakan lagi manis
seperti kenangan waktu itu
esoknya lagi
aku akan melompat tinggi
menggapai-gapai kaki
langit yang kerap menyembunyikan
bintang dan bulan
biar kudapati terang malam
dan aku tak lagi kesepian
karena tadi
kudengar lagu penyambutan
sembari ada yang menyebut-nyebut
namamu kembali
kau tahu?
hari raya, seolah, datang lebih dini
***
DOA KAMI
#Monas212
karena jutaan orang sudah berkumpul
sambil menangis
maka airmata yang menetes
menyatu
mulut-mulut melantunkan doa
agar pintu langit terbuka
dan setiapnya, langsung menujuNya
"tabrak semua yang jadi penghalang
ditegakkannya keadilan
lumat saja mereka, Tuhan
biar makin tahu
bahwa cinta kami
senyata matahari
yang hadir tiap pagi"
***
PIGORA LUSUH
aku berdiri
menikmati potret
pada satu pigora lusuh
yang nyaris tertutup debu
satu musim terekam
kita berpelukan
jemari saling menggenggam
mata kita ..., mata kita ..., saling pandang
ya, aku memandangmu
waktu itu
dan kini, begitu saja
kukubur namamu
***
SETELAH TAWAMU
setelah tawamu berhenti
yang tertinggal cuma sepi
setelah sepi
ada satu tawa lagi
tapi tetap saja sepi
***
KURSI
setelah pantatku mendudukimu
kau berharap ada pantat lain
menggantikanku
***
SEBIJI WORTEL
sebiji wortel
menyimpan doaku
"ini buat generasiku"
semoga mata mereka benderang
membedakan gelap dan terang
jangan khawatir
masih ada ribuan wortel lain
***
GERIMIS SORE
gerimis sore tadi
seolah tak rela aku pergi
meninggalkan kebun-kebun sayur sendiri
kubilang saja
kujual kebun itu semua
pada para tuan tanah
yang menjanjikanku upah
ya, buat beli motor
telepon genggam
baju dan celana
sisir dan minyak rambut
sepatu dan kaos kaki
aku bergaya, kan?
aku bergaya
jangan kuatir
masih ada yang tersisa;
kebun airmata
***
AKU MENGENANGMU
sejenak saja aku mengenangmu
di antara mendung, gerimis, dan hujan
lewat foto yang kubingkai
dan tak lagi utuh
mataku terpejam
menahan lelehan airnya
dan, memang kutahan
agar tak sampai jatuh
hingga jadi puisi
***
LELAKI TUA
aku lelaki tua
yang tak ada di legenda
inginku bisa membaca
***
"..."
aku mendaki puncak gunung
kudapati "A"
aku mengarungi samudera
kudapati "L"
aku susuri sungai
kudapati lagi "L"
aku masuki hutan
kutemukan juga "A"
hingga lelah
kudapatkan "H"
***
AJARI AKU MEMBACA
ajari aku membaca
ajari
aku membaca
ajari aku
membaca:
Robbi
Robbi
Robbi
ighfirli dzunuubi
***
RSI AT-TIN (NGAWI)
di kantinnya
kutemukan cinta
seorang pedagang kopi
pada segelas seduhannya
yang menjadikanku terjaga
*maturnuwun, kopinya
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H