Ketua PP Muhammadiyah Prof. Muhadjir Effendy mengungkap kedekatan Malik Fadjar dan Pak JO, bahkan sampai hari meninggalnyapun berdekatan: Â "Pak Malik wafat kemarin lusa 7 September, Pak Jakob tanggal 9. Berdua seperti telah janjian. Kebetulan almarhum berdua bersahabat karib."
Habibie seorang muslim yang taat, Romo Mangun seorang iman diosesan yang selalu gelisah membela kaum lemah.
Prof. Darmanto Jatman seorang Kristen yang taat, Kyai Emha seorang tokoh yang disegani.
Abdul Malik Fadjar seorang tokoh pergerakan Muhammadiyah, Jakob Oetama dicatat sebagai tokoh literasi humanis yang menyumbang besar bagi peradaban literatif bangsa dengan jurnalisme makna-nya. Jauh melampaui jurnalisme fakta.
Sajadah-sajadah persahabatan dibentangkan dengan ketulusan dan hormat. Persahabatan dibangun dengan sikap welas-asih tanpa pretensi.
Betapa negeri ini sesungguhnya adalah sebuah rumah besar bagi banyak saudara lintas-batas. Negeri yang sungguh kaya.
Maka, kalau boleh menarik refleksi, agama adalah tatanilai untuk (pertama-tama) menggugat dan berdialog dengan diri sendiri. Nilai kemanusiaan adalah buah-buah dari dialog-dialog itu.
Adrianus Dio, Vikep Teritorial Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat garis bawah yang sangat reflektif: "Solidaritas adalah buah-buah keheningan yang berjumpa dengan realitas-realitas"
Maka, melalui Indonesia-lah, solidaritas berbangsa itu yang hendak kita semai, tumbuhkan dan dibagikan. Seperti dicontohkan Bacharudin Jusuf Habibie - YB Mangunwijaya, Emha Ainun Nadjib - Darmanto Jatman serta Abdul Malik Fadjar - Jakob Oetama.
Mereka mengonstruksi buah-buah keheningan yang dipertemukan dengan realitas-realitas humanisme menjadi sewujud solidaritas.
| Bintaro | 13 September 2020 | 00.25 |