Sekedar melambaikan tangan, atau kalau beruntung, menemanimu berjalan jauh melewati permukaan-permukaan pantai di sisi selatan
Mengelana ke pelosok negeri bawah sadar yang membentangkan lansekap takdir yang mahaluas: lansekap ketidaktahuan
Kamu adalah ketidaktahuan terpenting yang kumiliki, saat waktu memaksaku kembali menemuimu di ujung malam
"Hai," hanya itu paragraf terbaik yang dapat kujumpai waktu itu
Lalu lansekap ketidaktahuan membawa banyak hari berlalu lebih cepat
Tetapi selalu melambat saat sore, dan nyaris berhenti saat maghrib
Saat kamu melintasi rel kereta api, dan alunan saxophone memenuhi ruangku pada sebuah sisi ketidaktahuan
Saat ketika hari baru benar-benar dimulai, dan lansekap mahaluas ketidaktahuan kembali dibentangkan
| Prambanan | 9 Maret 2019 | 04.50 |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H