Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Mana Kau Simpan Hujan?

1 Maret 2019   12:29 Diperbarui: 1 Maret 2019   14:03 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di mana kau simpan hujan
Yang seharusnya sudah berarak dari langit selatan
Dan mengguyurbasahi rumah berdinding bukit dan beratap langit

Mestinya hujan sudah turun sore kemarin
Saat langit gelap menjadi tempat petir menari berjingkat cepat

"Hujan akan turun deras lusa," katamu kemarin

Aku akan menunggu hujan turun
Dengan senandung dan nyanyian yang tidak pernah sama

Hujan pasti akan merendam halaman berumput hijau dengan bunga-bunga kecil berwarna kuning
Halaman dari rumah dengan jendela dan pintu yang tidak pernah perlu dikunci

Di mana rindu menumpuk menjadi debu di atas almari kayu dan di dalam laci-laci kayu jati

Harapan juga berserak begitu saja di ruang tamu tanpa kursi

Dan pada lentera minyak tanah yang telah lama padam, laba-laba membangun sarang

"Hujan akan mematahkan ranting-ranting kering," lanjutmu sambil menatap awan-awan berwarna kelabu pada siang yang terik

Aku bergegas langkah ke timur lalu ke utara
Setelah kumasukkan tatapanmu ke dalam tas hitam berkantong depan
Juga meninggalkanmu di sisi jalan pada sejurus waktu dan sekilas saat

Aku akan pulang sebelum hujan besar turun lalu mematahkan ranting-ranting pohon

Pada simpang tempat orang-orang yang bergegas berkumpul
Dan saling mendorong waktu
Kulihat tatapanmu yang kumasukkan ke dalam tas tadi
Merabanya pelan seperti pohon-pohon jati menunggu hujan

Ia akan tersimpan di sana, sampai saatnya kemudian datang

Ketika aku menemuimu lagi dalam seiris kecil waktu
Lalu bergegas pulang sebelum hujan deras turun dan mematahkan ranting

| Prambanan | 28 Februari 2019 | 21.00 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun