Efek yang lain adalah saling-silang dan saling-langgar kecepatan laju supaya dapat sampai di tempat kerja dengan lebih cepat. Tidak mengherankan pada momen itu lalu pengendara mencoba melaju-kencangkan kendaraannya dengan maksimal. Banyak kasus kecelakaan terjadi karena terburu-buru dalam berkendara. Menjadi tidak fokus dan mungkin mengabaikan pengendara lain. Kendaraaan dikebut sedemikan rupa. Lampu lalu-lintas yang dirancang-terapkan untuk menciptakan ketertiban dan keamanan seringkali malah menjadi seperti batu sandungan.
Pulang dengan selamat adalah tujuan keberangkatan
Ketika melongok pengukur laju kecepatan pada sebuah motor bebek, cukup mengejutkan bahwa dengan kapasitas mesin yang hanya 125CC dapat dikebut kalau dalam angka yang tercantum sampai pada waktu tempuh 160 km/jam. Hal yang sungguh menjadi ironi.
Produsen kendaraan menjual imajinasi tentang kecepatan dan kegagahan palsu berkendara, dan otoritas penerbit ijin produksi secara legal bersikap lalai melindungi keselamatan rakyatnya. Sebagian pemakai- kemudian memanfaatkan secara tidak elok dalam waktu yang dipas-paskan dan sempit tadi.
Mengapa Yogya ?
Yogya adalah kota yang unik. Yogya adalah kota yang khas. Dan Yogya sangat dicintai warganya. Para pelayan masyarakat tetap terus diharapkan untuk dengan sepenuh hati menjadi bagian dari masyarakat. Manjing-ajur-ajer. Menyatu tak terpisahkan. Karena hanya dengan sinergitas yang maksimal, semua dapat menikmati keadaban kota yang ditunggu-harapkan.
Ketika muncul suatu permasalahan maka semua pihak yang terlibat dalam lingkaran kegiatan pasti memberikan kontribusi. Dengan besar atau kecil yang relatif. Dengan menjadi faktor langsung maupun tidak langsung.
Energi positif dari kota tetap perlu terus dihidup-kobarkan justru untuk memaknai persoalan yang muncul, entah besar atau kecil tadi, sehingga tidak melemahkan (weakness) atau menghambat (threat), tetapi tetap menjadi peluang (opportunity) dan memberi kekuatan (strenght).
Â