Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yogya Memang Kota yang 'Nganu Tenan' !

22 Oktober 2016   00:09 Diperbarui: 22 Oktober 2016   08:57 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efek yang lain adalah saling-silang dan saling-langgar kecepatan laju supaya dapat sampai di tempat kerja dengan lebih cepat. Tidak mengherankan pada momen itu lalu pengendara mencoba melaju-kencangkan kendaraannya dengan maksimal. Banyak kasus kecelakaan terjadi karena terburu-buru dalam berkendara. Menjadi tidak fokus dan mungkin mengabaikan pengendara lain. Kendaraaan dikebut sedemikan rupa. Lampu lalu-lintas yang dirancang-terapkan untuk menciptakan ketertiban dan keamanan seringkali malah menjadi seperti batu sandungan.

Pada perlintasan kereta api adalah contoh paling jelas. Ketika palang pengaman diturunkan, para pengendara kendaraan roda dua kemudian memenuhi lebar jalan dari dua dua arah yang berlawanan. Tidak mengherankan bila kemudian ketika kereta sudah berlalu dan palang dinaikkan yang terjadi adalah kesemrawutan yang membahayakan.

Pulang dengan selamat adalah tujuan keberangkatan

Ketika melongok pengukur laju kecepatan pada sebuah motor bebek, cukup mengejutkan bahwa dengan kapasitas mesin yang hanya 125CC dapat dikebut kalau dalam angka yang tercantum sampai pada waktu tempuh 160 km/jam. Hal yang sungguh menjadi ironi.

Produsen kendaraan menjual imajinasi tentang kecepatan dan kegagahan palsu berkendara, dan otoritas penerbit ijin produksi secara legal bersikap lalai melindungi keselamatan rakyatnya. Sebagian pemakai- kemudian memanfaatkan secara tidak elok dalam waktu yang dipas-paskan dan sempit tadi.

Maka ketika gas dipelintir sehingga kendaraan dapat melaju kencang sesuai dengan imajinasi yang ditawar-jual-pasarkan secara legal dalam waktu yang sempit entah karena perhitungan efisiensi atau keengganan hadir lebih awal di tempat kerja atau sekolah, jumlah kecelakaaan pada durasi waktu tertentu itu dapat terjadi lebih signifikan. Pada jam keberangkatan ke sekolah dan tempat kerja

Mengapa Yogya ?

Yogya adalah kota yang unik. Yogya adalah kota yang khas. Dan Yogya sangat dicintai warganya. Para pelayan masyarakat tetap terus diharapkan untuk dengan sepenuh hati menjadi bagian dari masyarakat. Manjing-ajur-ajer. Menyatu tak terpisahkan. Karena hanya dengan sinergitas yang maksimal, semua dapat menikmati keadaban kota yang ditunggu-harapkan.

Ketika muncul suatu permasalahan maka semua pihak yang terlibat dalam lingkaran kegiatan pasti memberikan kontribusi. Dengan besar atau kecil yang relatif. Dengan menjadi faktor langsung maupun tidak langsung.

Energi positif dari kota tetap perlu terus dihidup-kobarkan justru untuk memaknai persoalan yang muncul, entah besar atau kecil tadi, sehingga tidak melemahkan (weakness) atau menghambat (threat), tetapi tetap menjadi peluang (opportunity) dan memberi kekuatan (strenght).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun