13
Pukul empat sore.
Hujan deras lagi.
Hujan-hujan begini memang lebih enak duduk sambil ngopi di cafe. Ia memandang jauh kearah jendela sementara dihadapannya tersuguh machiato yang masih mengepulkan asap tipis. Seperti sambil lalu diarahkannya teropong monocular mungilnya keseberang jalan sana. Teropong mungil dengan kemampuan zoom 7x dan field range 1 kilometer itu menangkap objek sebuah rumah besar berwarna putih berpagar besi hitam bermotif tombak. Beberapa orang memakai jas tampak berdiri di teras besar itu, menunggu giliran diantarkan dengan payung menuju mobil masing-masing.
Seorang pria berusia setengah abad memakai jas hitam dan dasi merah tua tertangkap oleh teropongnya. Ia tampak sedang dipayungi menuju sebuah mobil Mercedes Benz E250 warna hitam.
Seulas senyum mengembang dari bibirnya yang dipulas lipstik warna natural. Halo, bapak. Akhirnya kita bertemu juga.
teropong ia masukan kedalam tas kecilnya, kemudian dirinya beranjak keluar dari cafe tersebut. Machiato nya masih tersisa setengah. Asap tipis masih terlihat mengepul dari cangkir itu.
Lebih dari lima orang pria yang berteduh memalingkan wajah kearahnya saat ia keluar dari cafe. Seseorang bahkan bersiul menggoda ketika dirinya yang mengenakan overcoat cokelat muda diatas blouse putih dengan celana pantalon hitam lewat sambil berpayung. Diliriknya pria yang bersiul itu sambil tersenyum simpul. Rambutnya yang ditata model short piecey bob cut bergerak-gerak mengikuti ayunan langkahnya.
Hujan masihlah deras.
14
"Kau sudah hubungi Bambang Jatmika ?" Tanya Iptu Ajisaka pada Ipda Gunawan.