"Oh, saya tahunya istri pak Handy itu bu Mita. Secara mereka kan sering pergi liburan bersama," ucapnya sambil berlalu meninggalkanku tanpa memberikan penjelasan tambahan.
Seketika dadaku terasa sesak. Namun sekujur tubuhku terasa sesingin es. Aku membeku tanpa tahu harus berbuat apa. Tidak terasa air mataku berderai membasahi pipi yang sengaja kupoles dengan makeup secantik mungkin demi agar terlihat cantik di hadapan kolega suami.
Aku melayangkan pandangan ke seluruh ruangan, kusapu setiap inci ruang mencari sosok suamiku. Tampak jelas di depanku dengan jarak sekitar lima meter di hadapanku, dengan mata kepala sendiri aku menyaksikan mas Handy berdiri dengan penuh wibawa sedang bersalaman dengan tamu agung malam ini. Â Di sampingnya berdiri Mita yang menggunakan gaun merah maroon tampak bergantian bersalaman dengan tokoh tersebut.Â
Kurang apa aku, Mas? Sampai di acara sepenting ini, seseorang yang selalu berdiri di sampingmu pun harus wanita lain?Â
Kakiku terasa lemas. Seakan tulang belulangnya terlepas. Aku ambruk. Kehebohan di restoran terkenal pun tidak bisa dihindarkan lagi.Â
**
Cerita ini hanya karangan belaka. Jika ada kesamaan nama atau situasi sungguh di luar unsur kesengajaan penulis cerita. Harapan saya, semoga para pembaca terhibur.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI