Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pertimbangkan Alasan Ini Sebelum Memutuskan untuk Berutang

25 Oktober 2024   10:15 Diperbarui: 25 Oktober 2024   11:48 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat oleh AI

Berutang atau meminjam uang kini bukan lagi hal yang membuat seseorang merasa malu dan rendah diri. Jika dulu orang terpaksa berutang benar-benar untuk menyambung hidup atau membiayai sekolah anak, maka sekarang orang tidak segan memutuskan mengambil pinjaman untuk memenuhi gaya hidup agar terlihat hebat dan tetap dapat mengikuti tren yang ada dalam circle pertemanannya. 

Demi gengsi, seseorang rela bertaruh tidak peduli akibat yang akan dirasakannya di masa yang akan datang. Berbagai kemudahan yang tersedia dalam proses mendapatkan uang pinjaman semisal pinjol membuat banyak orang tergiur dan lupa diri akan kemampuannya. Tidak terkecuali para anak muda yang sebenarnya sama sekali belum memiliki pekerjaan dan sumber penghasilan tetap untuk menutupi utang pinjaman. 

"Yang penting punya dulu, urusan pelunasan nanti bisa dipikirkan belakangan."

Keinginan dan ambisi yang sering tidak terkontrol kerap menutup akal sehat dan keimanan seseorang. Keyakinan bahwa ada Tuhan yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu pun dilupakannya. Katanya, "aku kan punya kerjaan, tar dicicil setiap gajian."

Padahal, siapa yang bisa menjamin dirinya akan selalu dalam keadaan baik-baik saja? Siapa yang bisa benar-benar menjamin kalau pemgaturan hidupnya akan selalu berjalan sama setiap harinya? 

Bisa jadi, ketika bulan ini bisa membayar cicilan, bulan depan anaknya malah sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit. Atau, tiba-tiba kendaraan harus masuk bengkel dan ganti onderdil sehingga jatah cicilan malah habis terpakai. Siapa tahu, gajian dan tunjangan mendadak telat turun? Ah, masih banyak lagi kemungkinan tidak terduga yang bisa terjadi di luar kendalai kita sebagai manusia.

Karena itu, sebelum memutuskan untuk mengambil pinjaman sebaiknya pertimbangkan hal-hal berikut agar kehidupan di masa depanmu tetap tenang dan menyenangkan tanpa kekurangan suatu apapun.

1. Biasakan untuk menimbang skala prioritas

Dalam hidup, setiap orang memiliki kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuan primer adalah kebutuhan yang sangat penting dan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup seseorang. Saat berpikir untuk meminjam uang karena ingin membeli sesuatu, maka timbanglah sekali lagi apakah hal tersebut sangatlah penting dalam hidupmu? Apakah hal itu termasuk kebutuhan primer? Lalu tanyakan pada dirimu apakah jika tidak dibeli dengan uang pinjaman akan mengganggu kelangsungan dan keteraturan hidup? Jika tidak, maka bersabarlah. Urungkan niatmu untuk mengajukan pinjaman. Lebih baik bekerja keras, lalu mulailah untuk menabung!

2. Jadilah ahli matematika dalam managemen keuanganmu sendiri

Untuk mengajukan pinjaman, seseorang tentunya harus mampu untuk mengembalikannya lagi sesuai dengan tempo yang disepakati. Tentu saja jangan sampai menggangu kestabilan kehidupan yang sudah berjalan. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. 

Orang yang bijak akan menghitung terlebih dahulu, jaminan apa yang bisa diandalkannya untuk mengembalikan pinjaman? Gaji bulanankah? Aset pribadi atau warisan orangtuanya? Atau malah belum pasti? 

Jangan sampai, karena meminjam uang kamu dan keluargamu terpaksa harus menahan lapar seharian karena jatah makan terkuras untuk membayar cicilan. 

Bukankah lebih baik tidak punya barang mewah tapi bisa makan kenyang dan berbadan sehat daripada punya segalanya tapi harus kerja keras kejar setoran sambil menahan lapar? 

3. Turunkan standar hidup, hiduplah sesuai dengan kemampuan

Biaya hidup itu sesungguhnya murah, yang mahal itu gaya hidup. Bukankah sudah sangat sering mendengar pernyataan serupa? 

Agar hidup tentram maka hiduplah sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain. Jalani semampumu jangan terlalu berambisi sehingga menyiksa dirimu sendiri. 

4. Perbanyak bersyukur

Ingatlah, bahwa Allah Subhanahu wataala telah menentukan takdir setiap manusia 50.000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan. Setiap manusia sudah memiliki garis hidup dan rejekinya masing-masing. Tugas kita hanyalah berusaha untuk meraih keridhoan-Nya agar tetap dikasihi dan dirahmati-Nya. Ingatlah janji Allah, "Sungguh jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu."

Jangan khawatir, tanpa pinjaman pun, Allah sudah menjamin rejekimu.

5. Ingatlah konsekuensi berutang

Sebenarnya sangat banyak kerugian yang ditimbulkan akibat berutang. Di antaranya adalah besarnya bunga, denda jika telat cicilan, harta benda yang terus terkuras, hasil kerja keras yang tidak dapat dinikmati setiap bulannya karena hanya habis untuk bayar cicilan, masa depan keluarga yang terancam semakin memburuk, dan banyak lagi akibat buruk berikutnya. 

Itulah mengapa dalam islam, Riba atau sederhananya merupakam pinjaman dengan dengan kelebihan saat pengembalian itu sangat dilarang, itu semata hanya untuk melindungi umat Islam dari jeratan utang yang memberatkan. 

Tidakkah orang-orang yang stres dan nekat mengakhiri hidupnya gara-gara pinjol memberikan pelajaran berharga untuk kita? Maka jangan pernah mencobanya!

6. Bertekadlah untuk memuliki masa tua yang indah dengan tenang

Semua orang akan menjadi tua. Jika ditakdirkan berumur panjang, maka menualah dengan tenang dengan kehidupan masa tua yang indah tanpa memikirkan beban pinjaman yang berkepanjangan.

Berusahalan untuk tidak berutang agar meninggal dengan tenang tanpa membebani anak dan keturunan. 

Orang yang meninggal dalam keadaan berutang maka ruhnya akan terlunta-lunta. Dalam sebuah hadis dikatakan, "ruh seorang mukmin (yang sudah meninggal) terkatung-katung karena hutangnya sampai hutangnya dilunasi." (HR. At Tirmidzi No. 1079). 

Jika seseorang meninggal dalam keadaan berutang, maka saudaranya/keluarganyalah yang harus menolong untuk melunasinya dengan segera. 

Itulah hal-hal yang mungkin bisa dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berutang. Jika terpaksa berutang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang teramat penting, maka berusahalah untuk melunasi secepatnya. 

Semoga Allah memudahkan rejeki kita semua. Aamin yaa robbal alamiin. 

Semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun