Kini kejadian itu telah begitu lama berlalu. Marwah tidak lagi mendapatkan pesan yang berisi pertanyaan soal berapa juz yang telah dibaca. Lelaki idamannya itu kini telah bahagia dengan keluarganya. Menikah sesama anak pesantren. Meskipun bukan dengan Salma, tetapi hati Marwah tetap sama hancurnya.Â
"Doakan ya, Akang dua pekan lagi akan menikah. Nanti Marwah datang. Jangan lupa ajak ibu sekalian," ucap Andri sambil menyerahkan sepucuk undangan berwarna biru langit. Di sana tertera namanya dan mempelai wanita, lengkap dengan gelar akademik yang berderet di berderet di belakang nama masing-masing.
Marwah mengangguk, berusaha tersenyum, "insyaalah datang!" jawabnya.Â
Lalu sesaat kemudian Marwah berlari ke kamar dan mengunci diri. Menangis berhari-hari, membuat sang ibu bersedih karena putrinya tidak mau makan. Kalau malam trrlihat sering terjaga, melamun, dan tampal kehilangan semangat.
Sampai akhirnya ibu Marwah meninggal. Andri kembali datang sebagai penyemangat.Â
"Doa dan amal ibadah seorang anak adalah bekal orangtua di alam kubur dan yang akan menolong mereka di akhirat kelak. Jangan putus berdoa. Allah Maha Pengabul Keinginan," ucap Andri.Â
"Jodoh, kematian semua adalah ketentuan Allah, Marwah. Tidak ada yang bisa menebak. Belajarlah ikhlas menerima semua ketetuan Allah. Insyaalah hidup akan jauh lebih tenang," katanya lagi.Â
Marwah yang masih diliputi rasa gundah pun perlahan dapat menerima dan merelakan. Penerimaan terhadap kepergian sang ibu dan pernikahan Andri dengan perempuan yang lebih dewasa perlahan dapat diterimanya. Ya, semua karena Allah telah menggariskan takdirnya.Â
Kini, usia Marwah 29 tahun dan Andri 43 tahun. Marwah yang helum juga menikah, merasa belum menemukan sosok yang dapat membukakan pintu hatinya. Bagi Marwah tidak ada lagi lelaki selengkap Andri. Andai saja lelaki itu memilihnya sebagai istri, maka lelaki itu layak dinyatakan sempurna. Sayang sekali dia memilih orang lain yang bisa jadi cintanya tidak akan sebesar cinta yang dirasakan Marwah kepadanya.Â
Pertengahan Ramadan Marwah sudah menyelesaikan baca Alkuran dua kali. Larut dalam bacaan ayat suci seolah menjadi manifestasi pembuktian cinta kepada lelaki itu.Â
"Aku memang tidak mendapatkan cinta dan pendampinganmu dalam membaca ayat-ayat Allah. Namun kini aku akan membuktikan, bahwa karena kekuatan kata-katamu puluhan tahun lalu lah aku menjadi seperti ini.Â