Mohon tunggu...
Diantika Ayu
Diantika Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Halo, aku Dian. Karena sayang kalau cerita-cerita ini aku pendam sendiri, kayaknya lebih seru kalau aku bagikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

40 Tahun Mempertahankan Rasa

15 Juni 2021   21:40 Diperbarui: 15 Juni 2021   21:53 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cara memasak olahan bakmi dan capcay pun cukup mudah dan tidak memakan waktu terlalu lama. Pertama tumis bumbu halus yang sudah dibuat yaitu bumbu halus dari bawang, merica, dan kemiri di wajan besar. Setelah tumisan bumbu halus tersebut matang lalu masukkan air sedikit. Selanjutnya, jika air bumbu tersebut sudah mendidih barulah dimasukkan bakmi yang sudah di rendam air panas terlebih dahulu agar lebih lunak dan potongan sayuran seperti wortel, kubis, daun bawang ke dalam wajan tersebut. Kemudian terus diaduk hingga matang dan ditambahkan penyedap rasa, garam, dan juga tambahan kecap bagi olahan dengan cita rasa manis.

 Sedangkan untuk membuat capcay kering, Daryanti akan memulai memasak dengan membuat bahan gorengan tepung pada siang harinya. Adonan tepung ini terbuat dari campuran antara tepung terigu, air, dan sedikit bumbu seperti garam dan bawang putih. Adonan ini digoreng dan setelah matang akan dipotong kecil-kecil. Selanjutnya akan dimasakan dengan bumbu dan cara yang sama dengan memasak bakmi hanya bahannya saja yang berbeda yaitu bakmi diganti dengan potongan gorengan.

Saya juga merupakan pelanggan tetap masakan Daryanti dan memang semua masakan Daryanti memiliki rasa bawang yang kuat, rasa merica dan kemirinya pun juga terasa, rasa asin dan gurih menyatu dengan sempurna. Saat sampai di lapak jualan milik Daryanti, aroma bawang goreng dan potongan seledri yang diletakkan diatas bakmi dan capcay sebagai hiasan dan penambah rasa sangat menggoda selera. Untuk orang-orang yang lebih menyukai rasa manis ada pilihan bakmi kecap, telur kecap, dan oseng tempe. Jadi pembeli mempunyai pilihan untuk preferensi rasa yang diinginkan.

Harganya juga tidak mahal, pembelian terkecil untuk satu bungkus makanan adalah Rp.2000,00. Pembeli dapat membeli persatu jenis olahan dalam satu bungkus atau juga dapat dicampurkan seperti bakmi so'on dengan bakmi kecap, serta sambal dalam satu bungkus. Daryati juga melayani

pembelian dengan nasi dan lauk lengkap dengan harga Rp.5000,00 per bungkus, isinya pun cukup banyak dan cukup mengenyangkan karena semua bahan dasarnya mengandung tepung dan karbohidrat.

Tekstur bakmi dan capcaynya tidak keras dan tidak alot sehingga sangat nyaman ketika dikunyah. Hanya saja, olahan bakmi, capcay, dan oseng tempe termasuk kedalam makanan yang cukup berminyak. Sehingga bagi pembeli yang tidak dapat memakan masakan dengan kandungan minyak goreng yang banyak menjadi tidak bisa menikmati makanan ini dengan porsi besar.

Daryanti membawa olahan bakmi dan capcay dengan diwadahi baskom-baskom besar dengan diameter 40 cm dan tinggi 15 cm terbuat dari seng. Berat per baskom olahan bakmi dapat mencapai 5-7 kilogram, ia membawa 4 buah baskom besar. Ditambah dengan tenggok nasi satu wadah, 1 panci besar untuk membaca oseng tempe, 1 baskom kecil untuk wadah oseng sayur melinjo, satu toples makanan besar untuk telur kecap, dan satu toples makanan kecil untuk wadah sambal.

Setiap harinya Daryanti membawa semua wadah olahan makanan tersebut menggunakan motor yang dilengkapi dengan keronjot, sebuah alat untuk membawa barang dengan sepeda motor dengan beban di samping kanan dan kiri motor bagian belakang. Daryanti mengendarai motornya seorang diri dari rumahnya Dusun Gendeng, Prambanan yang berjarak 6 kilometer dari tempat dagangnya di Pasar Piyungan. Namun, sejak setelah lebaran Mei 2021, Daryanti berjualan ditemani anaknya, Ahmad, untuk berjualan di Pasar Piyungan sehingga beban membawa masakannya dibagi menjadi dua dengan Ahmad sehingga lebih ringan.

 "Dulu ini tinggalan orang tua mbak, mereka dulu juga sudah jualan mie dan capcay jadi, sudah turun temurun. Saudara saya yang lain juga ada dua orang yang jualan bakmi sama kayak ini tapi tempatnya beda-beda", Daryanti menjelaskan ketika ditanya bagaimana awalnya ia bisa berjualan bakmi. Daryanti juga menjelaskan bahwa cara ia berjualan tidak pernah berubah sejak awal ia berjualan, cara membungkus makanannya juga sederhana, menggunakan kertas minyak di lapisi dengan kertas hvs bekas lalu di staples.

Bahan-bahan yang digunakn untuk berjualan biasanya di stok dalam jumlah besar. Daryanti berbelanja kebutuhan dalam jangka waktu 3 minggu sekali. Bahan seperti bakmi kering di beli dari produksi rumah tangga asal Klaten, milik pengusaha bakmi kering Bernama Widodo. Bahan bakmi kering ini dibeli dalam bentuk bal-bal besar ikatan bakmi. Bahan bahan lain juga dibeli dalam volume besar seperti tepung, telur dan minyak goreng. Daryanti sudah memiliki pemasok tetap untuk bahan-bahannya sehingga ia tidak lagi kesulitan dalam hal belanja-belanja bahan untuk memasak.

Untuk bahan organik yang tidak dapat disimpan terlalu lama dan dapat membusuk seperti sayuran, cabai, bawang, tempe dan lainnya. Bahan-bahan tersebut dibeli sesuai kebutuhan yang diperlukan, biasanya akan di stok lagi dalam jangka 3-4  harian. Daryanti menyebutkan bahwa bahan yang paling mahal untuk dibeli saat ini adalah minyak goreng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun