Mohon tunggu...
dian purwantini
dian purwantini Mohon Tunggu... Dokter - Dokter umum

saat ini sedang PPDS gizi di FK UI

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gizi Seimbang untuk Penderita PPOK

16 Desember 2021   10:29 Diperbarui: 16 Desember 2021   10:51 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diet Gizi Seimbang untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Oleh:

dr.Dian Purwantini, dr. Khrisnughra R.Rasyi, M.Gizi, Sp.GK

Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM

 

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) saat ini diderita lebih dari 2,5 juta penduduk Bumi dan angkanya terus meningkat. Diet gizi seimbang dan anti-oksidan akan membantu menurunkan angka kesakitan pada PPOK.

Data dari Global Burden of Disease Study menyebutkan bahwa angka kesakitan PPOK di seluruh dunia pada tahun 2017 sebesar 299,40 juta kasus. Kematian akibat PPOK 5% dari total kematian pada tahun yang sama. Dibandingkan laki-laki, wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya gangguan fungsi paru akibat rokok dengan jumlah paparan yang sama.

Kita ketahui bahwa salah satu faktor utama penyebab PPOK adalah rokok, dan perokok setiap hari semakin bertambah, sehingga penderita PPOK pun setiap hari akan bertambah. Beberapa dari perokok mungkin memutuskan untuk berhenti, dan itupun sebagian besar karena alasan sakit berat.  PPOK merupakan suatu penyakit dimana terjadi penyumbatan pada saluran nafas yang menetap sehingga akan menurunkan kualitas hidup seseorang dan membuat orang tersebut menjadi terbatas dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. PPOK sewaktu-waktu dapat kambuh dengan gejala yang lebih berat, sehingga menyebabkan harus dirawat di rumah sakit. 

Pengobatan PPOK saat ini berfokus pada pengendalian gejala dan penggunaan bronkodilator. Telah diketahui bahwa PPOK tidak hanya akan memengaruhi sistem pernafasan saja tetapi juga melibatkan sistem lain termasuk status nutrisi, sehingga diperlukan pendekatan nutrisi.

Kami mendapatkan bahwa penderita PPOK terjadi penurunan berat badan dan juga kekurangan asupan untuk memenuhi kebutuhan energi harian, terutama pada penderita PPOK yang kekurangan protein akan terjadi kehilangan massa otot yang berpengaruh terhadap aktivitas hariannya. Diperkirakan pada pasien PPOK 10-45% mengalami malnutrisi terutama setelah periode eksaserbasi.

Produksi berlebihan radikal bebas pada PPOK menjadi salah satu sebab kematian, sehingga dapat diberikan antioksidan untuk mengatasinya. Beberapa anti-oksidan yang dapat membantu penanganan radikal bebas pada penderita PPOK yaitu: zinc, vitamin E, vitamin D.

Sumber makanan tinggi zinc dapat kita temukan pada kerang, daging merah, kacangan-kacangan seperti kacang polong, dan gandum utuh. Sumber makanan tinggi vitamin E dapat kita jumpai pada wortel, alpukat, buah kiwi, tomat, dan minyak jagung. Vitamin D terdapat pada lapisan kulit kita, tetapi untuk mengaktifkannya membutuhkan paparan sinar matahari, sehingga dianjurkan untuk berjemur di bawah matahari. Paparan sinar matahari selama 30 menit 3 kali seminggu selama 12 minggu dapat meningkatkan kadar vitamin D. Waktu yang baik untuk berjemur adalah sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 3 sore. Sumber vitamin D dapat kita temukan pada ikan tuna, ikan sarden, dan kuning telur.

Dengan pemenuhan kebutuhan karbohidrat, lemak dan protein yang sesuai dengan kebutuhan penderita dapat membantu mengatasi kekurangan nutrisi pada penderita PPOK. Bahan pangan yang tinggi protein hewani seperti telur, ikan dan daging serta tinggi protein nabati seperti tempe dapat menjadi salah satu pilihan memenuhi kebutuhan protein. Kita juga dapat memilih sumber protein yang tinggi kandungan omega 3 seperti ikan salmon, ikan kembung, ikan sarden, biji chia atau kacang kedelai. Konsumsi beraneka ragam sumber bahan pangan yang tinggi anti oksidan akan membantu menurunkan radikal bebas yang berperan menyebabkan peradangan saluran nafas pada penderita PPOK. Dengan diet gizi seimbang diharapkan angka kesakitan dan kematian pada penderita PPOK semakin menurun.

Referensi:

  • Orozco-Levi M, Colmenares-Mejia C, Ruiz J, Valencia-Baron YD, Ramirez-Sarmiento A, Quintero-Lesmes DC, Serrano NC. Effect of Antioxidants in the Treatment of COPD Patients: Scoping Review. Hindawi Journal of Nutrition and Metabolism 2021 (Vol 2021:hal.1-5)
  • Gropper SS, Smith JL, Carr TP. Advanced nutrition an human metabolism. Edisi ke-8.Cengage 2022; hal.423-37.
  • Mete B, Pehlivan E, Gulbas G, Gunen H. Prevalence of malnutrition in COPD and its relationship with the parameters related to disease severity. International Journal of COPD 2018;13:hal.3307--12
  • Yosephin B, Khomsan A, Briawan D, Rimbawan. Peranan ultraviolet B sinar matahari terhadap status vitamin D dan tekanan darah pada wanita usia subur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 2014;8:6.
  • https://www.bmkg.go.id/cuaca/indeks-uv.bmkg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun