Mohon tunggu...
Dian Nurul Haq
Dian Nurul Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Andalas

2110722013, seorang Mahasiswi Universitas Andalas jurusan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan di Dalam Adat Minangkabau

6 Juni 2022   08:50 Diperbarui: 6 Juni 2022   08:56 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bundo kanduang sendiri berasal dari gelar yang pertama kali disandang oleh Dara Jingga yang merupakan putri dari raja yang dinikahi oleh seorang bangsawan kerajaan Singasari pada waktu ekspedisi pamalayu, namun pernyataan ini kurang memiliki bukti kuat.

Bundo Kanduang pada dasarnya harus memiliki sifat sifat yang antara lain: adil, jujur, cerdas, pandai berbicara, dan paling penting adalah memiliki sifat malu. 

Jika melihat sifat-sifat tersebut tampak bahwa Bundo Kanduang ini adalah wanita yang sempurna, wanita yang untuk saat ini sangat langka di Minangkabau. Menurut sejarah, dulu pernah dijumpai wanita yang ideal tersebut di ranah Minang. Ia adalah Bundo Kanduang yang pernah tercatat dalam historiografi tradisional Minangkabau, beliau adalah ratu dari kerajaan Pagaruyuang.

Bundo Kanduang pada saat itu mempunyai seorang anak yang bernama Dang Tuanku (Sutan Rumanduang). Ia memerintah Minangkabau secara demokratis bersama Rajo Tigo Selo di lembaga yang bernama Basa nan Ampek Balai.

Pada tahun 1923 Datuk Sangguno Dirajo pernah menulis sebuah kaba (kabar) yang berjudul Hikayat Cindua Mato. Dalam kaba tersebut diceritakan bahwa pada pemerintahan Bundo Kanduang terjadi peperangan besar antara kerajaan Pagaruyuang dan kerajaan Sungai Ngiang. Dalam peperangan tersebut Bundo Kanduang dikabarkan telah menghilang dan mengirap ke langit ke-7 bersama dayang-dayang dan anaknya Dang Tuangku.

Cerita hikayat tersebut bagi sebagian besar masyarakat Minangkabau dipercayai sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi. Di Lunang, Pesisir Selatan masyarakat mempercayai bahwa Bundo Kanduang lari ke daerah tersebut dan menukar namanya menjadi Mande Rubiah agar identitiasnya tak diketahui.

Terlepas dari hikayat tersebut, yang jelas Bundo Kanduang bagi orang Minang adalah sosok wanita yang ideal, wanita yang hanya mungkin ada di dalam angan, karena sifat-sifat baik yang selalu menyertai. Kini, sosok wanita ideal yang pantas disebut Bundo Kanduang tak bisa kita temukan di generasi putri Minangkabau. Limpapeh rumah nan gadang kini sudah hilang seiring kemajuan kehidupan modern.

Menurut cerita sejarah, Bundo Kanduang tersebut adalah seorang ratu yang berkedudukan di Gudam Balai Janggo, Pagaruyung. Ia diperkirakan adalah keponakan dari Datuk Parpatih nan Sabatang dan Datuk Ketemanggungan, anak dari Adityawarman buah perkawinan dengan putri Minangkabau yang bernama Puti Jamilan.

Pada mulanya kata Bundo Kanduang merupakan nama tokoh yang ada dalam kaba (kabar), kemudian digunakan sebagai panggilan terhadap golongan wanita di Minagkabau. Seiring dengan berjalannya waktu Bundo Kanduang memilki arti yang sangat dalam yakninya ibu sejati yang memiliki sifat keibuan dan kepemimpinan. 

Bundo Kanduang yang merupakan penerus keturunan yang harus bisa menjaga diri, sikap dan dapat memposisikan diri sesuai dengan aturan adat dan agama, harus bisa membandingkan yang baik dan buruk, halal dan haram serta pelanjut keturunan, juga watak dan etika yang harus dijaga.

  • Garis Keturunan

Minangkabau berbeda dengan budaya lain, dimana garis keturunan berdasarkan garis keturunan ibu atau matrilineal, missal jika ayah bersuku koto dan ibu bersuku jambak, maka anaknya nanti bersuku jambak, baik anak laki-laki ataupun anak perempuan. Begitu juga dengan seterusnya jika anaknya nanati memiliki anak, maka cucunya atau anak darianaknya tersebut akan bersuku jambak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun