Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Puasa Sebagai Gaya Hidup, Intermitten Fasting Tetap Populer Hingga Kini

24 Maret 2023   00:49 Diperbarui: 24 Maret 2023   01:07 3076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hidup sehat. Sumber: freepik.com/freepik

Tulisan yang terbit pada Kompas 5/12/2022 mengupas 9 jenis diet populer dan menempatkan puasa pada urutan pertama. Apakah mendengar kata diet membuat kepala pembaca pusing? Semoga tidak ya.

Masih dari tulisan tersebut dikatakan bahwa diet yang baik haruslah menyenangkan, sederhana, nyaman dan dapat diterapkan pada pola makan sehari-hari. Sehingga pola tersebut dapat diterapkan berkelanjutan tanpa tekanan.

Puasa sebagai gaya hidup diaplikasikan dalam upaya menjaga kesehatan agar tubuh tetap dalam keadaan sehat. Data WHO tahun 2014 mencatat 93 % mortalitas disebabkan oleh penyakit dan sisanya karena kecelakaan. Hal yang menakutkan bagi manusia justru bukan kematian.

Kematian adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihindari, namun serangan penyakit menjadi hal yang ditakutkan karena secara sadar manusia sebenarnya mampu menghindari hal tersebut namun terlupa dilakukan, tidak konsisten atau bahkan tidak peduli karena masih merasa muda dan tangguh.

Dalam Islam, nikmat utama bagi mukmin yaitu Iman. Setelahnya, dijelaskan di dalam Hadist Riwayat Ibnu Majah bahwa kesehatan pada urutan selanjutnya. Maka mohonkanlah keduanya kepada Allah.

Untuk tetap menjaga kesehatan dibutuhkan sebuah pola jangka panjang yang membentuknya secara sadar. Pola hidup sehat berhubungan dengan upaya membangun fisik diri dengan memperhatikan pola makan. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan penting 1) apa yang kita makan; 2) berapa banyak makanan yang kita makan; 3) bagaimana kita makan dan 4) kapan kita makan.

Perkembangan zaman menggeser pola diet bukan lagi mengenai apa yang kita makan dan berapa banyak makanan yang dimakan. Pilihan populer saat ini jatuh pada pertanyaan penting bagaimana kita makan dan kapan kita makan. Terkait dua hal tersebut salah satu yang direkomendasikan yaitu Intermitten fasting.

Ilustrasi Intermitten fasting. Sumber: freepik.com/pereslavtseva
Ilustrasi Intermitten fasting. Sumber: freepik.com/pereslavtseva

Penulis merangkum materi webinar dalam channel Sakinah TV mengenai pola makan dengan Intermitten fasting. Menurut dr. Andi Pratama Dharma, Sp.PD seorang praktisi Intermitten fasting mengonstruksi level puasa pola ini menjadi 9 tahapan dari praktik level termudah lebih dahulu.

1.  Water fasting (puasa boleh minum air putih) 12-14 jam diselingi 3 kali makan

2. Minum 250-300 cc tiap 2 jam + 500 cc tiap makan besar

3. Water fasting 16-18 jam diselingi 2 kali makan

4. How to eat : Makan perlahan dan duduk saat makan

5. Dry fasting (puasa sunnah diselingi 2 kali makan)

6. How to eat : Makan berkesadaran

7. Water fasting 20-24 jam (1 kali makan)

8. Olahraga menjelang berbuka puasa

9. Water fasting 36-72 jam (untuk penyakit tertentu)

Poin ganjil pada 9 langkah di atas mewakili pertanyaan kapan kita makan sedangkan poin genap mewakili pertanyaan bagaimana kita makan. Kombinasi pola ini dilaksanakan oleh orang sehat untuk mempertahankan kesehatannya.

Bagaimana jika sudah terlanjur sakit? tentunya harus memulai untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter dan menanyakan saran pola makan terbaik. Sepanjang praktik kedokteran dr. Andi yang kesehariannya sebagai seorang dokter penyakit dalam, pola makan ini perlahan mampu melepaskan seseorang dari terapi obat.

Menurut dr. Andi sumber utama ketidakseimbangan dalam tubuh manusia hingga datangnya penyakit dapat masuk melalui sistem pencernaan, pernafasan dan integumen (kulit). Sumber nya ada dua yaitu radikal bebas dan mikrorganisme patogen (penyebab penyakit).

Intermitten fasting memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membatasi kalori yang masuk namun memperbolehkan konsumsi air. Kondisi ini menjadikan tubuh memperoleh waktu untuk memperbaiki sistem imunitas dari kontak dengan radikal bebas dan mikroba patogen.

Pada cakupan mempertahankan imunitas tubuh dengan melaksanakan intermitten fasting pelakunya akan memperoleh empat manfaat sekaligus yakni 1) proteksi antioksidan terhadap radikal bebas, 2) perbaikan mikrobiota usus, 3) manejemen stres yang baik serta 4) rehidrasi tubuh untuk mencegah dehidrasi.

Antioksidan vs radikal bebas

Sistem pencernaan, pernafasan dan kulit dihadapkan pada tantangan introduksi makanan mengandung pestisida, bahan tambahan makanan tak terkendali, polusi, asap rokok dan sebagainya menjadi penyumbang radikal bebas. Intermitten fasting dapat menstimulasi enzim antioksidan endogen (alami diproduksi oleh tubuh).

Perbaikan mikrobiota usus

Intermitten fasting dapat menyeimbangkan mikroba usus ketika keberadaan mikroba patogen di dalam usus sudah mulai meningkat jumlahnya.

Manajemen stres yang baik

Dalam keadaan normal otak manusia memproduksi energi dengan metabolisme glukosa. Pada saat berpuasa yang terjadi adalah metabolisme lemak, sehingga menghasilkan keton. Produk akhir cenderung bermanfaat dengan meningkatnya fungsi sel mitokondria penghasil energi pada sel syaraf. Selain itu dengan meningkatnya fungsi sel syaraf maka happy homone (Dopamin, serotonin, oksitosin dan endorfin).

Rehidrasi tubuh untuk mencegah dehidrasi

Puasa intermitten memberikan kesempatan bagi tubuh untuk dapat memenuhi kebutuhan cairan tubuh sehingga resiko dehidrasi menurun. Kondisi tersebut memperkuat imunitas dan kemungkinan serangan penyakit.

***

Demikian gambaran manfaat puasa bagi tubuh. Dengan berpuasa banyak bukti ilmiah yang mendukung kebermanfaatannya bagi tubuh manusia.

Referensi

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/14/122708320/9-jenis-diet-populer-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya?page=all

https://www.youtube.com/watch?v=g4CHoSDFL3M&list=PLFvse-63uSFHgSV8Tm3dQRspuWBy02LPO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun