Penetralan Aflatoksin dapat dilakukan dengan metode biologi, fisika dan kimia. Secara fisik, adsorpsi dilakukan oleh adsorben. Adsorben magnetik sebagai contoh metode nanoteknologi yang telah diterapkan.
Namun, terdapat kelemahan disana-sini terkait penerapan terbatas, efek detoksifikasi yang tidak terlalu efektif, dan status detoksifikasi yang terbatas.
Aflatoksin juga telah dinetralkan dengan metode kimia menggunakan asam, alkali maupun zat pengoksidasi. Namun kendalanya meninggalkan residu bahan kimia pada makanan, perubahan tekstur dan cita rasa yang mempengaruhi bahan pangan.
Sedangkan metode biologi dalam penetralan racun juga menemukan tantangan seperti sukarnya mengontrol kerja mikroba. Meskipun memiliki kelemahan di sisi lain metode biologi dinilai sebagai metode dengan spesifisitas yang tinggi, produk setelah penetralan yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, penetralan berlangsung sepenuhnya dalam kondisi sesuai.
Penghambatan Produksi Aflatoksin B1
Pencegahan kontaminasi jamur dapat dilakukan dengan pengeringan secara cepat (rapid drying) dan praktik penyimpanan yang baik (good storage practice) akan mencegah pembentukan aflatoksin dapat dihindari (IARC, 2002).
Secara biologi Aflatoksin B1 dapat dicegah produksinya dengan mengendalikan pertumbuhan jamur penghasil toksin itu sendiri yaitu A. flavus dan A. parasiticus. Sebab toksin ini diproduksi setelah ada pertumbuhan dan pematangan sel jamur sehingga menghasilkan metabolit sekunder berupa toksin. Fungisida alami disarankan sebagai kompetitor pertumbuhan jamur kontaminan penghasil toksin.
Penyerapan Aflatoksin B1
Kita akan mengulas khusus penetralan racun dengan metode biologi menggunakan mikroba. Penelitian terdahulu mengelompokkan mekanisme penetralan racun aflatoksin B1 dengan tiga mekanisme yaitu adsorpsi, degradasi serta kombinasi keduanya.
Penyerapan Aflatoksin B1 dilakukan oleh dinding sel mikroba. Aflatoksin diikat oleh struktur polisakarida (peptidoglikan dan asam teikoat).
Kelompok bakteri yang telah diketahui perannya mengadsorpsi toksin yaitu kelompok marga Lactobacillus, seperti Lactobacillus kefiri dan L. delbrueckii. Selain itu Bifidobacterium lactis juga diketahui menetralkan racun dengan adsorpsi.