Gas Metan dan karbokdioksida di TPA
Gas yang terbentuk bergantung pada komposisi sampah. Gas utama yang dihasilkan dari proses penimbunan sampah (landfill) yaitu metana (CH4) dan karbondioksida (CO2).
Gas pada landfill terbentuk akibat aktivitas penguraian sampah. Adapun proses penguraian yang terjadi seperti dikutip dari Damanhuri, yaitu :Â
a) hidrolisis, pada tahapan ini mikroba mengurai sampah dengan memanfaatkan rantai karbon panjang untuk dipecah menjadi rantai karbon pendek,Â
b) asidogenesis, melanjutkan proses penguraian dari rantai karbon pendek menjadi asam-asam organik oleh aktivitas mikroba acidogen,Â
c) asetogenes, yaitu degradasi asam lemak menjadi asam asetat oleh bakteri obligat anaerobik hasil proses degradasi sebelumnya, danÂ
d) metanogenesis, proses penguraian material menjadi gas metan dan karbodioksida oleh mikroba anaerobik.
Gas metan dan karbondioksida merupakan sumber energi potensial jika dikelola dengan baik, sebaliknya jika tidak maka menjadi investasi buruk bagi perubahan iklim global. Hal ini dikenal dengan gas rumah kaca. Secara teori dan pembuktian ilmiah, gas ini memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyimpan panas.
Pengelolaan gas di TPA masuk dalam prioritas perhatian pengelolaan sebagai upaya mitigasi dalam mengurangi dampak pemanasan global.
Gas buangan tidak boleh terbuang ke udara lebih dari 5 %, dampaknya akan menimbulkan ledakan. Sehingga penting untuk dapat dikelola dengan baik seperti menjadikan gas tersebut sebagai sumber energi misalnya dialirkan melalui instalasi pipa-pipa tertentu untuk dimanfaatkan warga sekitar sebagai bahan bakar rumah tangga.
Upaya menjaga keseimbangan kualitas udara di TPA