Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mitigasi Korosi pada Peralatan Logam Industri Minyak dan Gas

30 Januari 2023   21:35 Diperbarui: 30 Januari 2023   22:19 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam tidak butuh kata-kata mutiara, tapi alam butuh aksi nyata.

(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI)

Mengenal biokorosi 

Permasalahan pada industri minyak dan gas yang menjadi banyak perhatian saat ini yaitu korosi mikrobiologis pada logam.

Sebesar 20-40 % kejadian ini dijumpai dan sering menjadi problematika. Ini terjadi pada pipa-pipa di industri minyak dan gas. Korosi lokal pada industri minyak dan gas dapat disebabkan oleh kehadiran mikroorganisme (mikroba).

Mikroba di lingkungan banyak ditemukan dalam bentuk komunitas (tunggal maupun gabungan beberapa) melekat di permukaan benda. Perlekatan ini dikenal dengan biofilm.

Perlekatan antar sel semakin erat oleh kehadiran produk yang dikeluarkan dari sel mikroba sebagai hasil metabolisme. Produk tersebut dikenal dengan eksopolisakarida (EPS).

Substrat tumbuh biofilm pada permukaan dapat terdiri dari bermacam-macam bahan pendukung seperti alumunium, nikel, titanium dan sebagainya.

Mekanisme pembentukan biokorosi

Sebagai akibat dari biokorosi yang dapat diamati yaitu adanya bentukan lubang pada pipa baja karbon sehingga menyebabkan tumpahan minyak.

Jika tidak terdapat oksigen, maka proton dari air yang mengoksidasi besi. Namun jika pada kondisi terdapat mikroba ektrem yang bersifat anaerobik, maka kehadiran mikroba dapat mempercepat korosi lokal.

Hasil metabolisme (metabolit) mikroba juga dapat menyumbangkan reaktan biokimia dalam jumlah besar, sehingga berpeluang menyediakan nutrisi permukaan pada kondisi anaerobik.

Metabolit yang dimaksud selain polisakarida ekstraseluler juga dapat berupa asam-asam organik. Asam organik seperti dicontohkan dihasilkan oleh Aspergilus niger yang menyebabkan korosi aluminium.

Penelitian terdahulu dilakukan pada kondisi anaerobik, ditemukan korosi pada pipa terkubur dan pipa dasar laut di lingkungan industri yang mengandung air ataupun minyak.

Mikroba penyebab biokorosi

Berikut beberapa contoh mikroba penyebab korosi, diantaranya :

  • Bakteri pereduksi sulfat, contoh Desulfovibrio vulgaris dan D. desulfuricans
  • Bakteri pereduksi nitrat, Bacillus licheniformis dan Pseudomonas aeruginosa
  • Bakteri produksi asam, contohnya Acidithiobacillus spp., dan A. caldus
  • Mikroba pengoksidasi logam,
  • Fungi, contohnya Aspergilus niger
  • Archaea

Mitigasi biokorosi

Penelusuran istilah mitigasi dilakukan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diperoleh definisi mitigasi merupakan tindakan mengurangi dampak bencana.

Bencana dalam konteks ini seperti tumpahan minyak ke laut yang tidak terkendali sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem laut. Bencana biologi yang tentunya tidak kita harapkan.

Adapun upaya mitigasi yang sudah dilakukan yakni dengan strategi kombinasi penggunaan biosida dengan penggosokan untuk membersihkan permukaan. Perlakuan kombinasi menjadi pilihan karena biofilm diketahui lebih sukar dikendalikan dibandingkan sel planktonik.

Pembaharuan biosida yang digunakan juga seiring perkembangan ilmu semakin beragam seperti aplikasi bacteriophage dan anti Quorum sensing.

Adapun pilihan lainnya dapat berupa senyawa asam amino tipe D (dihasilkan oleh tanaman dan mikroba). D-tirosin, D-metionin, D-leusin, D-triptopan yang ditemukan pada bakteri Staphylococcus aureus, B.subtilis dan P. aeruginosa.

Selain itu hal lain yang dapat dilakukan yaitu pelapisan cat dengan klaim produk antibakteri, pencarian agen mikroba antagonis indigenous yang berpotensi dalam pengendalian penurunan kualitas logam akibat biokorosi mikrobiologis.

Sebab Sang Pencipta menciptakan apapun di dunia ini ada gunanya. Eksplorasi untuk celah-celah penelitian selanjutnya selalu ada.. keep spirit!

Referensi

Javed M.A., Neil W.C., McAdam G., Wade S.A. 2017. Effect of sulphate-reducing bacteria on the microbiologically inuenced corrosion of ten different metals using constant test conditions. International Biodeterioration & Biodegradation,125: 73-85. http://dx.doi.org/10.1016/j.ibiod.2017.08.011

Jia R., Unsal T., Xu D., Lekbach D., Gu T. 2019. Microbiologically influenced corrosion and current mitigation strategies: A state of the art review. International Biodeterioration & Biodegradation, 137 : 42-58. https://doi.org/10.1016/j.ibiod.2018.11.007

Royani A., Hanafi M., Julistiono H., Manaf A. 2021. Korosi yang Dipengaruhi Mikrobiologi dan Teknologi Pencegahannya di Industri Minyak dan Gas. Metalurgi Majalah Ilmu  dan Teknologi, 3:135-150. http://dx.doi.org/10.14203/metalurgi.v36i3.608.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun