Sebagai akibat dari biokorosi yang dapat diamati yaitu adanya bentukan lubang pada pipa baja karbon sehingga menyebabkan tumpahan minyak.
Jika tidak terdapat oksigen, maka proton dari air yang mengoksidasi besi. Namun jika pada kondisi terdapat mikroba ektrem yang bersifat anaerobik, maka kehadiran mikroba dapat mempercepat korosi lokal.
Hasil metabolisme (metabolit) mikroba juga dapat menyumbangkan reaktan biokimia dalam jumlah besar, sehingga berpeluang menyediakan nutrisi permukaan pada kondisi anaerobik.
Metabolit yang dimaksud selain polisakarida ekstraseluler juga dapat berupa asam-asam organik. Asam organik seperti dicontohkan dihasilkan oleh Aspergilus niger yang menyebabkan korosi aluminium.
Penelitian terdahulu dilakukan pada kondisi anaerobik, ditemukan korosi pada pipa terkubur dan pipa dasar laut di lingkungan industri yang mengandung air ataupun minyak.
Mikroba penyebab biokorosi
Berikut beberapa contoh mikroba penyebab korosi, diantaranya :
- Bakteri pereduksi sulfat, contoh Desulfovibrio vulgaris dan D. desulfuricans
- Bakteri pereduksi nitrat, Bacillus licheniformis dan Pseudomonas aeruginosa
- Bakteri produksi asam, contohnya Acidithiobacillus spp., dan A. caldus
- Mikroba pengoksidasi logam,
- Fungi, contohnya Aspergilus niger
- Archaea
Mitigasi biokorosi
Penelusuran istilah mitigasi dilakukan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diperoleh definisi mitigasi merupakan tindakan mengurangi dampak bencana.
Bencana dalam konteks ini seperti tumpahan minyak ke laut yang tidak terkendali sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem laut. Bencana biologi yang tentunya tidak kita harapkan.
Adapun upaya mitigasi yang sudah dilakukan yakni dengan strategi kombinasi penggunaan biosida dengan penggosokan untuk membersihkan permukaan. Perlakuan kombinasi menjadi pilihan karena biofilm diketahui lebih sukar dikendalikan dibandingkan sel planktonik.