3. Sambal Tempoyak
Tempoyak merupakan olahan fermentasi buah durian. Familiar oleh etnis melayu di berbagai tempat seperti Sumatera dan Kalimantan. Sambal tempoyak dimasak bersama ikan menjadi sajian kuah tempoyak yang menggugah selera, biasanya ikan patin sering diolah menjadi kuah tempoyak. Selain itu tempoyak ditambahkan pada sambal ikan Nila.
4. Mandai
Mandai hadir sebagai pangan fermentasi yang dikenal di Pulau Borneo, Kalimantan. Mandai merupakan fermentasi spontan kulit cempedak dengan penambahan garam saja. Mandai biasa dinikmati dalam bentuk gorengan.
5. Inasua
Nah, satu lagi sajian fermentasi yang penulis pilih berasal dari timur Indonesia yaitu Maluku. Inasua merupakan ikan asin yang diolah dengan dan tanpa perendaman air nira. Tentunya jika mendengar kata ikan asin sering sekali menjadi paduan apik hidangan Indonesia.
Contoh di atas hanya sebagian dari banyak kekayaan budaya kuliner Indonesia. Setelah ini pembaca boleh kok berpesiar keliling Indonesia melalui kuliner khas fermentasi.
Di masa mendatang, memungkinkan juga industrialisasi pangan fungsional ini dalam bentuk kemasan yang lebih kekinian. Tidak juga menutup kemungkinan komponen postbiotik dan parabiotik bersumber dari makanan fermantasi lokal Indonesia dikaji lebih lanjut.
Demikian ulasan pangan fermentasi yang prosesnya diolah lebih lanjut. Jika sudah tahu sekarang; semoga semakin rajin mengkonsumsi makanan fermentasi ya, baik yang kaya probiotik maupun sudah dalam bentuk postbiotik dan parabiotik.
Referensi
https://probiotics.wg.ugm.ac.id/2021/01/22/probiotik-parabiotik-dan-postbiotik/