ditanda tangani oleh Cardinal Montini (kelak menjadi Paus Paulus VI).
Soegijapranata menjawab: “Thanks to his holiness begs benediction”.
Pada 6 November 1940 ia ditahbiskan sebagai Uskup pribumi Indonesia pertama untuk Vikaris Apostolik Semarang.
Pendudukan Jepang (1942-1945)
” Ini adalah tempat yang suci. Saya tidak akan memberi izin. Penggal dahulu kepala saya, maka Tuan baru boleh memakainya.”
Itulah jawaban heroik Rama Kanjeng saat Gereja Randusari ingin disita oleh tentara Jepang untuk dijadikan Markas tentara.
Masuknya tentara Jepang dalam kancah peperangan menjadikan Perang Dunia ke-2 semakin memanas. Tanggal 8 Desember 1941 tentara Jepang menyerang sebuah Pangkalan Militer Amerika Serikat di Pearl Harbour dan juga mengobarkan Perang Pacific termasuk Hindia Belanda dan berhasil merebut wilayah Hindia Belanda dari kekuasaan Belanda.
Salib berat Rama Kanjeng Soegijapun mulai dipikul. Semua yang berbau Belanda disita oleh Pemerintah Jepang.
Para imam, suster dan tenaga-tenaga Gereja ditangkap dan dimasukkan ke interniran.
Sekolah-sekolah yang dikelola oleh para imam dan suster disita, tidak terkecuali seminari menengah.
Anak-anak jawa dipulangkan, para seminaris dititipkan di pastoran-pastoran untuk melanjutkan pendidikan calon imam dalam diaspora. Tinggallah Rama Kanjeng bersama beberapa imam Jawa yang merawat iman umat di wilayah Vikariat Semarang.