Mohon tunggu...
Dianna Firefly
Dianna Firefly Mohon Tunggu... -

Bagi saya menjadi gila adalah sebuah kenikmatan. Dianggap bodoh pun tidak apa-apa, asal anda bisa membuktikan kecerdasan anda di depan saya.\r\nKarena saya akan memberitahu anda beberapa bukti kebodohan dan kegilaan saya setelah itu.\r\n\r\nSaya pikir, saya punya banyak kepribadian karena itu saya bukan orang baik-baik. Berhati-hatilah ketika anda berpikir saya lugu dan apa adanya. Sebenarnya saya bodoh dan gila.\r\n\r\nSebagai bukti agar anda yakin:\r\nSaya pernah menonton film yang sama belasan sampai puluhan kali, kapan pun saya mau misalnya ketika terbangun tengah malam. Saya menikmatinya seperti belum pernah menonton film tersebut. Hanya orang bodoh dan gila atau yang memiliki gejala bodoh dan gila yang bisa seperti ini.\r\n\r\nTolong percaya saya, saya bodoh dan gila. Ini sebagai peringatan awal, kita tidak tahu bila suatu hari saya datang untuk membunuh anda. Bagaimana pun juga saya adalah binatang yang berevolusi. Saya bisa melakukan apa saja diluar kendali, demi kenikmatan diri sendiri. Tolong percaya!\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Silent Diplomacy Rama Kanjeng Jendral Anumerta a.k.a Mgr. Albertus Soegiyopranoto.SJ

26 Agustus 2011   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:27 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang kau bilang...? Cepat berangkat sekarang. Seorang Katolik baru boleh pulang dari berjuang bila sudah mati...!”

jawaban seorang Uskup dengan nada tinggi kepada beberapa pemuda ketika bertanya bolehkah seorang Katolik berjuang melawan Belanda.

Ya... dialah Mgr. Albertus Soegiyopranoto.SJ, uskup pribumi yang pertama yang bertugas di Semarang yang sering dipanggil sebagai Rama Kanjeng dalam kehidupan sehari-hari.

Anak Betlehem Van Jawa

Mgr. Albertus Soegiyopranoto.SJ lahir di Surakarta pada tanggal 25 November 1896 .

Lahir dari keluarga sederhana kejawen abdi dalem Keraton Surakata dengan nama kecil Soegiyo.

Pada awalnya pandangannya tentang Katolik sangat buruk karena dianggapnya sebagai agama penjajah.

Akan tetapi, lewat pendidikan beliau menemukan pengenalan Kristus lebih mendalam lewat Gereja Katolik, ia pun bersedia dibabtis dengan mengambil pelindung babtisnya Albertus Magnus.

Bahkan setamat dari pendidikan Kolose Xaverius, beliau melanjutkan pendidikannya sebagai imam dan ditakbiskan pada  15 Agustus 1931.

Pada 1 Agustus 1940, Mgr. Willekens, SJ, Vikaris Apostolik Batavia, menerima telegram dari Roma yang berbunyi:

Dari “Propaganda fide (pewarta iman)”, Semarang perlu mengangkat wakil Albert Soegijapranata, SJ terpilih sebagai pemimpin wilayah dengan gelar Uskup tanpa wilayah Keuskupan (=Vikaris Apostolik, karena pada saat itu belum dibentuk Keuskupan Agung Semarang). Anda dapat melantiknya tanpa adanya surat pengangkatan resmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun