Mari kita teruskan dulu kisah Bu Nana dan Dimas.
Bu Nana akhirnya pasrah dengan tangisan Dimas. Ia membiarkan Dimas terus menangis, sambil menurunkannya dari tempat tidur dan membawanya ke kamar mandi. Bu Nana berusaha membersihkan Dimas.Â
Dimas terus menangis dan pada saat ibunya hendak menyabuni Dimas, ia menepis botol sabun tersebut.Â
Bu Nana pun bereaksi, ia kembali berkata "Diam!" dan kali ini ditambahkan "Kamu jangan nakal. Diam!" Alih-alih diam, Dimas malah semakin keras tangisannya.Â
Pada saat Dimas menampik kembali tangan ibunya, Bu Nana kembali bersuara "Nakal ya. Nanti ibu panggilin susternya nih".Â
Dimas akhirnya berkata untuk pertama kalinya setelah bangun dan menangis, "Ayaaaaah... Ayaaah..." sambil mengeraskan suara tangisnya.
Setelah selesai mandi, Bu Nana membimbing Dimas kembali ke tempat tidur. Tangisannya telah berhenti dan digantikan oleh cegukan.Â
Situasi tampaknya kembali tenang, Dimas dan Bu Nana hanya duduk berhadapan tanpa saling memandang.Â
Celana Dimas telah diganti, tetapi baju dan kaus dalam masih tergantung di tangan kanannya, terhalang oleh selang infus dan obat yang ada di pergelangan tangan itu.Â
Bu Nana sebenarnya sedang menunggu suster untuk membantu melepas selang. Tepat ketika suster memasuki ruangan, Dimas yang duduk menghadap pintu langsung bereaksi. Tanpa ada ucapan dari siapa pun, ia kembali menangis sekeras-kerasnya.
Sebagian dari kita mungkin berpikir, "Namanya juga anak-anak. Mau diapain lagi?"Â