Mohon tunggu...
Dian Misrawati
Dian Misrawati Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, praktisi psikologi

Berproses dan bertumbuh

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tips Mendampingi Anak Rewel Saat Rawat Inap di Rumah Sakit

22 Juni 2022   06:22 Diperbarui: 23 Juni 2022   16:21 2479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendampingi anak berobat (Sumber: shutterstock)

Pernahkah Anda mendampingi anak batita di rumah sakit? Tentu penuh dengan tangisan dan penolakan dari anak. Bagaimanakah cara Anda mengatasi tangisan anak tersebut? 

Sering kali anak dibujuk dengan ucapan "Kamu kan jagoan, jangan nangis dong" atau "Ngga apa-apa. Nggak sakit kok". 

Nah, apakah anak akan berhenti menangis? Atau malah tangisannya semakin keras dan berkembang menjadi tantrum?

Menangis merupakan salah satu cara anak untuk mengekspresikan emosi yang ia alami. Terutama bagi anak-anak yang berusia di bawa tiga tahun, menangis merupakan cara yang paling dominan mereka lakukan.  Mengapa demikian? 

Berbeda dengan orang dewasa yang telah mampu mengutarakan emosi melalui kata-kata verbal, anak-anak di bawah tiga tahun mengandalkan tangisan (ekspresi nonverbal) untuk mengekspresikan emosinya agar dapat dipahami oleh orang-orang di sekitarnya. 

Bila kita cermati dengan seksama, tangisan anak banyak ragamnya, dapat diamati melalui frekuensi dan intensitas suaranya, serta ada atau tidaknya air mata yang menyertai tangisan tersebut. Makna tangisan anak pun beraneka ragam dan mewakili emosi yang ia alami, misalnya sedih, takut atau marah.

Anak-anak di bawah tiga tahun yang masih mengalami keterbatasan dalam berkomunikasi secara verbal, mengandalkan kemampuan orang tua dan pengasuh lainnya untuk menangkap sinyal non-verbal yang mereka tampilkan. 

Terutama pada saat anak menghadapi situasi yang di luar kebiasaannya sehari-hari, misalnya ketika anak harus di rawat di rumah sakit yang penuh dengan muatan emosi negatif. Tentunya ia akan lebih banyak mengekspresikan perasaannya dengan menangis. 

Jika Anda berkunjung ke ruang rawat inap anak, Anda akan mendengarkan suara tangis yang tidak pernah berhenti. 

Ketika satu anak telah berhasil ditenangkan, biasanya akan ada anak lainnya yang menangis. Begitulah seterusnya dan berulang kembali, karena menangis adalah ekspresi yang paling wajar ditampilkan oleh anak batita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun