JEMBER, – Pada acara silaturahmi akbar Relawan Nusantara Bersatu yang diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), pada hari Sabtu (26/11/2022).
Jokowi menyampaikan bahwa “Pilih calon pemimpin yang memikirkan rakyat” dengan ciri-ciri Rambut Putih dan Wajah Berkerut.
“Pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya, dari penampilannya itu kelihatan. Banyak kerutan diwajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua. Jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari kerutan diwajahnya. Kalau wajahnya bersih cling hati-hati. Lihat rambutnya, kalau putih semua ini mikirin rakyat ini.” Paparnya.
Beliau juga menghimbau para relawan agar memilih pemimpin yang mau terjun ke lapangan dan merasakan keringat rakyat. [1]
Akhir-akhir ini tagar rambut putih menjadi tranding topic di beberapa sosial media seperti Instagram, Twitter, dan beberapa video di YouTube tentang opini Jokowi ini pun banyak penontonnya sampai puluhan ribu penonton.
Dari opini Jokowi tersebut, tidak sedikit masyarakat yang berbeda pendapat. Menurut mereka tidak seharusnya Jokowi menyampaikan hal seperti itu. Karena belum tentu pemimpin yang berambut putih dan wajah keriput itu memikirkan rakyatnya.
Sementara dalam Islam kriteria pemimpin itu tidak dilihat dari fisiknya namun dari sifatnya. Yang dimana pemimpin yang baik ialah yang memiliki beberapa sifat seperti beriman dan bertakwa, jujur (Siddiq), terpercaya (Amanah), aktif dan aspiratif (Tabligh), mempunyai kemampuan untuk memimpin (Fathonah), dan mendahulukan kepentingan umat/masyaraktanya dibandingkan kepentingan pribadi. [2]
Salah satu ayat Al-Qur’an tentang kriteria pemimpin yaitu tercantum dalam surah An-Nisa’ ayat 58 yang berbunyi :
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Dari ayat tersebut, banyak tokoh/ulama yang menafsirkan makna dari ayat tersebut. Salah satunya ialah Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
- إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ الْأَمٰنٰتِ إِلَىٰٓ (Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya)
Kalimat ini mencakup seluruh manusia dalam menunaikan segala amanat, dan yang paling pertama adalah bagi para pemimpin dan penguasa yang wajib bagi mereka menunaikan amanat dan mencegah kezaliman, dan senantiasa berusaha menegakkan keadilan yang telah Allah limpahkan atas amanat yang telah mereka pikul dalam kebijakan-kebijakan mereka.
Dan masuk dalam perintah ini juga selain mereka, sehingga mereka wajib menunaikan amanat yang mereka punya dan senantiasa berhatii-hati dalam menyampaikan kesaksian dan kabar berita.
- وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِالْعَدْلِ (dan menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil)
Keadilan disini adalah dengan tidak condongnya qadhi/penguasa/pemimpin kepada salah satu pihak yang bersengketa, dan agar tidak mengutamakan seseorang atas orang lain dikarenakan hubungan kekerabatan, jabatan, kemaslahatan pribadi, atau hawa nafsu. Akan tetapi seorang qadhi memberi putusan bagi yang berhak sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan seorang penguasa harus memperlakukan rakyatnya dengan sama rata tanpa mengutamakan seseorang kecuali dengan kadar keutamaan yang memang dimiliki orang tersebut, berupa keuletannya dalam beramal, atau berdasarkan pengalaman, pengetahuan, atau kekuatannya dalam berjihad, dan lain sebagainya.
- إِنَّ اللهَ كَانَ سَمِيعًۢا (Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar)
Yakni mendengar apa yang qadhi/pemimpin putuskan.
- بَصِيرًا (Maha Melihat)
Yakni melihatnya ketika ia(pemimpin) mengeluarkan putusannya, sehingga Allah mengetahui apakah ia berusaha untuk berlaku adil atau memberi putusan dengan hawa nafsu. [3]
Jadi dapat disimpulkan bahwa kriteria pemimpin menurut Bapak Joko Widodo ialah memiliki Rambut Putih dan Wajah Berkerut. Sedangkan menurut masyarakat, opini Jokowi tidak relevan karena belum tentu pemimpin yang berambut putih serta wajah berkerut memikirkan rakyatnya. Karena pemimpin tidak dilihat dari fisiknya namun dari sifatnya. Namun dalam Islam sendiri kriteria pemimpin ialah memiliki beberapa sifat yaitu beriman dan bertakwa, jujur (Siddiq), terpercaya (Amanah), aktif dan aspiratif (Tabligh), mempunyai kemampuan untuk memimpin (Fathonah), dan mendahulukan kepentingan umat/masyarakatnya dibandingkan kepentingan pribadi.
REFERENSI
https://www.kompas.tv/article/352505/jokowi-ke-relawan-soal-ciri-pemimpin-lihat-rambutnya-kalau-putih-semua-ini-mikir-rakyat di akses pada hari Sabtu, 10 Desember 2022
http://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/al-qalam/article/view/259 - :~:text=Kriteria%20pemimpin%20menurut%20Al%2DQur'an%2C%20adalah%20beriman%2C,%2C%20tidak%20cacat%20tubuh%2C%20berilmu%2C di akses pada hari Senin, 12 Desember 2022
https://tafsirweb.com/1590-surat-an-nisa-ayat-58.html di akses pada hari Senin, 12 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H