Judul: MARDI
Pengarang: Des Alwi
Liris: 28 Februari 2016
http://cerpen.print.kompas.com/2016/05/19/3841/
Alur
Maju
Terlihat dari cara pengarang menyebutkan latar waktunya secara urut tanpa bercampur.
Latar Tempat
Dalam kapal
Di laut
Dermaga PLTU
Pulau Pelangi
Rumah Sakit
Rumah Aku
Pabelokan
“Mardi, kapten merangkap ABK, yang duduk di sudut buritan kapal kayu tua, ukuran 3 x 7 meter, tidak bergerak”
“…guncangan gelombang tidak berhasil menahan kantuk yang sudah menderaku sejak tiga jam lalu.”
“…kami perlahan meninggalkan dermaga PLTU.”
“Angin dan gelombang kembali membesar ketika kapal melewati Pulau Pelangi.”
“Menurut istriku, aku ditemukan terapung di tiang kapal diselamatkan oleh sebuah kapal pancing dan langsung dibawa ke rumah sakit.”
“Sesampai di rumah, sudah banyak orang menunggu, termasuk Ketua RT yang langsung memperkenalkan seorang ibu dengan dua anak sebagai istri Mardi.”
“…berderet sms berisi pesan dan pertanyaan apakah aku dan Mardi selamat dari badai yang menghantam Pabelokan.”
Latar Waktu
Malam hari
Pagi hari
Dini hari
Siang hari
“Malam semakin larut.”
“Mentari pagi menyeruak perlahan”
“…dan menghilang di kegelapan dini hari.”
“Teriknya mentari seakan menambah kecepatan kapal.” Terik mentari biasanya identic dengan siang hari.
Latar Suasana
Tegang
Sedih
Suasana tegang terlihat saat “Tapi suaranya hilang ditelan petir yang menyambar tiang layar yang patah dua. Kapal tiba-tiba terangkat diterjang ombak setinggi lima meter, dan badanku melayang seperti diterbangkan ke udara, terus meluncur ke dalam laut yang serasa menghantam lantai salju…”
Suasana sedih terlihat saat “Di dalam, tangis Nia meledak, ”Mardi satu-satunya tulang punggung kehidupan kami,” isaknya tertahan.”
Tokoh
Aku
Mardi
Istri Aku
Istri Mardi
Teman sepemancingan
Berani (terlihat ketika ia menyanggupi undangan Mardi untuk memancing di Pabelokan yang berbahaya.)
Cepat mengambil tindakan > “Tanpa upacara dan di tengah gigitan mentari, kami perlahan meninggalkan dermaga PLTU.”
Bersemangat tinggi > “Dengan sigap dia meloncat melewati batang-batang bambu yang melintang, melintasi jaring, dan menghilang di kegelapan dini hari.”
Rela berkorban (terlihat ketika Mardi membiarkan tokoh Aku untuk tidur sedangkan dia berusaha mengendalikan kapalnya.)
Optimis tinggi (terlihat ketika ia sangat yakin bahwa akan mendapatkan lebih banyak ikan di Pabelokan yang berbahaya.)
Peduli dengan suaminya >“Istriku langsung memelukku dan menangis sesegukan.”
Tabah (terlihat ketika ia tidak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan) > “Istriku memeluk Nia dan menjanjikan akan menanggung biaya sekolah anak-anak Mardi serta mencarikan pekerjaan untuk dia.”
Mencari aman (terlihat ketika ia menolak ajakan Mardi pergi ke Pabelokan.)
Tema
Persahabatan
Tema persahabatan sangat ini terlihat,apalagi ketika Mardi rela berkorban untuk si Aku.Dan juga terlihat ketika si Aku mendapat ilusi bahwa Mardi menitipkan keluarganya kepada si Aku,itu berarti mereka sudah sangat dekat secara batin.
Sudut Pandang
Orang pertama sebagai pelaku utama dan pengamat
Orang pertama yaitu si Akubertindak sebagai pelaku utama yang sangat sering muncul di dalam cerpen tersebut.Namun siAkujuga sebagai pengamat tokoh lain yaitu si Mardi,setiap apa yang dilakukan si Mardi diketahuinya.
Amanat
Pertahankanlah dan jagalah seorang sahabat karib yang dipunyai sekarang,karena tidak ada yang tahu kapan seorang sahabat karib itu akan pergi.
Nama : Tasya Diana Septiani
Kelas : X-B (X-MAS)