Moral adalah prinsip atau kebiasaan sehubungan dengan perilaku yang benar atau salah. Sementara moral juga menentukan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, moralitas pada akhirnya adalah kompas pribadi tentang benar dan salah. Perkembangan moral merupakan perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar atau salah. Sementara perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal yang mengatur aktivitas seseorang ketika dia tidak terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal yang mengatur interaksi sosial dan penyelesaian konflik.
Oleh karena itu, perlu adanya pengamatan dan pemberian stimulus pada anak agar dapat mengetahui informasi mengenai hal tersebut dengan lebih jelas. Dengan ini, mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru khususnya angkatan 2022 yang dibimbing oleh ibu Triana Lestari, S.Psi., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Sekolah Dasar untuk membuat projek dalam perkuliahan dengan menggunakan metode Project Based Learning (PjBL). Kami dari kelompok 8 yang beranggotakan 4 orang yaitu Adinda Luthfia Risky, Diana Febrianty Putri, Fadillah Annisa Febrianti, dan Ishanda Zahra Fadya telah melakukan observasi mengenai perkembangan moral yang ada pada anak kemudian dilanjut dengan implementasi media stimulasi perkembangan moral terhadap anak usia sekolah dasar yang ada di SDN Cileunyi 02.
Projek yang telah dilaksanakan ini dimulai dengan melakukan kegiatan observasi dimana kami sebagai pengamat mengamati siswa SD yang menyangkut dengan aspek moralnya. Observasi atau kegiatan pengamatan ini dilakukan disaat para siswa sedang melakukan proses pembelajaran di kelas. Pada saat observasi berlangsung, ditemukan beberapa indikator permasalahan pada perilaku siswa sehingga perlu adanya penanganan atau perbaikan antara lain:
a.) Tata Bahasa
Pada saat observasi berlangsung pengamat sering mendengar siswa mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak untuk diucapkan (kotor). Selain itu, siswa juga sering mengatakan kalimat-kalimat menggunakan intonasi yang tinggi kepada orang lain, bahkan kepada orang yang lebih tua sekalipun.
b.) Sopan Santun
Beberapa siswa seringkali menyela penjelasan dari guru ketika guru sedang menjelaskan di dalam kelas, selain itu ada beberapa siswa yang melakukan berbagai macam perilaku contohnya adalah membuka pakaian di dalam kelas tanpa ada intruksi dari guru ataupun orang lain disaat pengamat sedang melakukan observasi di dalam kelas.
c.) Kata-Kata Ajaib
Ketika pengamat sedang melakukan observasi, ditemukan beberapa siswa yang cenderung enggan mengatakan kata-kata ajab seperti enggan mengucapkan kata “tolong” ketika meminta/membutuhkan bantuan, enggan mengucapkan kata “maaf” ketika melakukan kesalahan, enggan mengucapkan kata “terimakasih” ketika mendapatkan atau setelah diberi sesuatu oleh orang lain, dan enggan mengucapkan “permisi” ketika melewati orang lain.
Dalam menghadapi degradasi moral yang pengamat temukan dalam kegiatan observasi, pengamat mengembangkan permainan modifikasi tradisional ular naga, berikut cara bermain nya.