Setelah beristirahat kami melanjutkan perjalanan. Sekitar 30 menit kemudian kami tiba di area luas dengan batu-batu besar dan tonggak-tonggak pohon bertumbangan. Seperti bekas sungai besar yang tidak ada airnya. Ini adalah daerah yang dilewati aliran lahar dari kawah. Sepi sekali di situ, tidak ada suara burung dan binatang lain. Hanya kami di sana saat itu.
Kami melanjutkan perjalanan menyeberang sungai kering tsb dan mendaki tebingnya. Dari situ mulai ada tumbuhan hidup dan pohon-pohon tinggi.Â
Sekitar tengah hari kami sampai di Kawah Ratu. Cukup banyak pengunjung yang datang tapi jauh lebih sepi jika dibandingkan dengan kawasan wisata Tangkuban Perahu di mana kita bisa melihat kawah langsung dari tempat parkir kendaraan.
Di Kawah Ratu Gn Salak, pengunjung bisa turun mendekati genangan air panas dengan letupan uap panasnya. Di sini tidak ada petugas yang berjaga, jadi pengunjung diharapkan menjaga keselamatan dirinya sendiri dengan tidak berada terlalu dekat dengan kawah dan uap belerang yang berbahaya untuk kesehatan.Â
Setelah puas berfoto dan menikmati keindahan alam, kami kembali ke base camp.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H