Yang perlu diperhatikan adalah ketelitian dalam menyiapkan dokumen yang diminta. Seperti saya tulis di atas, khusus untuk Schengen kita harus mengajukan visa di negara di mana kita paling lama tinggal.Â
Visa Schengen Belanda konon lebih mudah dibanding negara Eropa lain.
Paspor. Selalu bawa paspor lama untuk pendukung, terutama kalau di paspor lama tersebut ada beberapa stempel visa dari negara yang akan jadi tujuan.Â
Pas Foto sesuai ukuran dan warna latar, biasanya studio foto sudah tahu hal ini. Pastikan foto yang dipakai belum pernah digunakan di visa sebelumnya.Â
Rekening bank, jika mengajukan di tanggal 13 Mei, pastikan rekening bank dicetak per bulan Mei juga. Bagi istri yang tidak bekerja dan disupport suami, ada negara yang membolehkan 1 rekening bank digunakan untuk 1 keluarga, tapi untuk Schengen Jerman di atas, ternyata saya harus menyediakan atas nama saya sendiri.Â
Asuransi perjalanan, dengan durasi dari tanggal berangkat hingga tanggal kepulangan. Perhatikan apakah ada special requirement seperti coverage for Covid seperti ditulis di atas. Setelah Covid berlalu saya sudah bepergian ke Jepang dan Australia, dan dua negara tersebut tidak minta asuransi khusus Covid.Â
Oya, mengenai biaya, biaya yang diminta agen untuk 1 orang, cukup untuk membayar proses pengurusan 2 orang dan masih ada lebihnya. Prosesnya pun tidak terlalu lama, saya masuk sesuai jadwal jam 10, jam 13.30 saya sudah keluar dari kantor VFS. Dan ini sudah termasuk saya makan siang di lantai dasar.
Demikian kisah saya mengurus pengajuan visa Schengen sendiri. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H