Di Pos 3 kami beristirahat lagi. Pos 3 ini adalah dataran cukup luas dengan perdu-perdu edelweis dan sedikit pohon untuk berteduh para pendaki. Seorang kawan membagikan jeruk yang alhamdulillah nikmat sekali rasanya.Â
Next stop adalah Sabana 1 tempat kami menginap nanti malam. Porter yang menemani kami menginformasikan bahwa jarak tempuh tinggal sedikit lagi. Tinggal 2 tikungan lagi, bu, katanya. Ya pastinya, karena tikungan hanya ada 2, kiri dan kanan. Tapi berapa kali kita berbelok ke kiri dan ke kanan itu yang tidak dia sampaikan. Dan melihat arah telunjuknya menunjuk ke arah kemah kami berada, ciut rasa hati saya. Dari Pos 3 ke Sabana 1, kalau ditarik garis lurus hanya sekitar 600 meter, tapi elevasinya lebih dari 45 derajat.Â
Ya Allah...Â
Rasanya pengen nangis lihat tanjakan terjal di depan mata. Apa kabar lutut dan paru-paru perempuan 50+ tahun ini? Â Meski tanpa beban di punggung, berat sekali melangkahkan kaki di jalur berpasir. Beruntung punya suami yang pandai kasih semangat dan selalu sabar membantu saya naik. Â
Pantaslah tanjakan ini disebut tanjakan menangis atau tanjakan ratapan. Atau mungkin lebih tepat dinamakan tanjakan sumpah serapah? Karena perasaan saya berganti-ganti dari pengen nangis sampai pengen marah. Siapa yang bilang jalur Selo paling slow?Â
Alhamdulillah... Setelah berjalan lebih dari 6 jam, sekitar jam 15.30 saya dan suami sampai di Sabana 1. Sudah ada beberapa teman yang tiba lebih dulu dan duduk leyeh-leyeh di depan tenda sambil minum teh. Kemah untuk tidur sudah tegak dan ada 1 tenda khusus untuk duduk dan bersantai.Â
Apa sih yang dicari para pendaki? Saya suka berada di alam, di danau yang sepi, di hutan yang dihiasi suara-suara serangga, tapi berpikir panjang sekali sebelum akhirnya memutuskan ikut mendaki gunung berjam-jam, nafas ngos-ngos-an, badan berkeringat dan kaki pegal, lalu tidur meringkuk kedinginan di dalam sleeping bag, belum lagi kalau mau ke toilet harus menggali tanah. Sebagian besar gunung di Indonesia belum lengkap fasilitas umumnya.Â
Lalu apa yang membuat perempuan setengah abad yang suka kenyamanan ini capek-capek naik gunung? Ini salah satu yang membuat saya mendaki. Edelweis.