"Terserah deh kalau kamu gak percaya." dia justru beranjak pergi dan mulai menstarter motornya
"Makasih buat semua ini, aku pengen pergi!!" aku sedikit berteriak agar dia mendengar
Aku berjalan ke arah kamar lagi dan suara motor yang daritadi menghalangi suaraku kini sudah diam.
"Mau pergi kemana sayang?" dia justru jalan mendekati ku
"Pokoknya aku mau pergi ke alam lain!" suaraku melemah. Dan tangan kananku sudah memegang sebuah pisau
"Kamu mau ngapain???!!" dia justru berteriak
"Aku pengen pergi, aku capek didunia cuma menderita seperti ini. Dari awal kita punya hubungan kamu justru nyiksa batin aku, berulang kali aku minta supaya kamu jauhin dia, gak usah lagi berurusan sama dia, gak usah lagi berhubungan sama dia, gak usah ngobrol bercanda atau sekedar deketan sama dia. Itu bikin aku sakit mas." Aku terus merongrong. Dengan derai airmata yang terus mengalir
"Aku gak ada hubungan apa-apa sama dia!!!
"Kalau gitu jauhin dia!
"Aku gak bisa!!! Karena dia juga temen kita, dia saudara kita, dia udah aku anggap seperti adik aku sendiri,
"Demi aku mas, tolong jauhin dia." Aku terus memohon dengan isak tangisku