Mohon tunggu...
Diana Ratnawati
Diana Ratnawati Mohon Tunggu... Guru - guru TK

guru tk didesa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PTK Bab II "Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Eksperimen pada Anak Usia 4-5 Tahun"

5 Desember 2023   14:20 Diperbarui: 5 Desember 2023   14:30 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

C.Kemampuan Kognitif

1.Pengertian Kemampuan kognitif

            Kemampuan kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam pusat sususnan syaraf pada waktu manusia sedang berfikir. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif adalah teori Piaget "Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam pusat susunan syarat pada waktu manusia berfikir, kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap,sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf". Sedangkan menurut Ahmad Susanto bahwa Kognitif adalah proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Kemampuan kognitif anak merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang meandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Kognitif lebih terkait dengan kemampuan anak untuk menggunakan otaknya secara menyelurh. Kemampuan yang termasuk dalam aspek kognitif sangat banyak dan cakupannya pun sangat luas.

            Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasian anak dalam belajar karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir. Kemmapuan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga dengan pengetahuan yang didapatkanya tersebut anak dapat melangsungkan hidupnya.

2.Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif  dapat dijelaskan sebagi berikut:

  • Hereditas/keturunan
  • Manusia lahir sudah membawa potensi-potensi trtentu yang tidak dapt dipengaruhi lingkungan. Jadi taraf intelegensi sudah ditentukan sejak anak dilahirkan, faktor lingkungan tak berarti pengaruhnya.
  • Lingkungan
  • Menurut John Locke bahwa manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Perkembangan manusia sangat ditentukan oleh lingkungannya, taraf intelegensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
  • Kematangan
  • Tiap organ (fisik maupun non psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat denag usia kronologis (usia kalender).



  • Pembentukan
  • Adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan dapat dibedakanmenjadi pembentukan sengaja dan pembentukan tidak sengaja. Sehingga manusia berbuat intelegensi untuk mempertahankanhidup maupun dalam bentuk penyesuaian diri.
  • Minat dan bakat
  • Minat mengarahkan kepada tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
  • Kebebasan
  • Kebebasan manusia berfikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masala-masalah, juga dalam masalah sesuai dengan kebutuhannya.
  •  

3.Pentingnya Pengembangan kognitif

            Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya. Denagn pengetahuan yang diperolehnya, anak akan dapat melangsunkan hidupnya menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya, pran guru sangat penting untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak sebagai berikut:

  • Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia
  • lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif.
  • Anak  mampu  melatih  ingatanya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang
  • pernah dialaminya.
  • Agar   anak  mampu  mengembangkan  pemikiran-pemikirannya dalam rangka
  • menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
  • Aga r anak  memahami  berbagai  simbol-simbol  yang  tersebar  dilingkungan
  • sekitarnya.
  • Agar  abak  mampu  melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi melalui
  • proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah (percobaan).
  • Agar  anak  mampu  memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga
  • pada akhirnya ia akan menjadi individu yang akan menolong dirinya sendiri.

  • 4.Karakteristik Perkembangan Kognitif
  • Memahami konsep didalam atau diluar, menutup atau membuka,di depan dan
  • di belakang.
  • Mulai mengembangkan pengertian akan dirinya sebagai sesuatu yang terpisah, berbeda dari lingkungannya.
  • Menunjukan benda besar dan kecil.
  • Meniru perbuatan orang lain.
  • Bermain dengan balok mainan sebanyak 6 buah balok, misalnya: membuat jembatan,rumah-rumahan dan menara.
  • Mengumpulkan atau memasangkan benda yang sejenis.
  • Menerangkan penggunaan benda-benda sederhana: kursi,mobil,tempat tidur.
  • Dapat memasukkan bentuk geometri kedalam papan berlubang yang berbentuk geometri juga.
  • Mengerti posisi,ukuran atau takaran dan konsep waktu secara sederhana, misalnya sekarang,nanti,atas,bawah,besar,kecil dan lain-lain.
  • Mulai melakukan kegiatan mencoret (menggambar), misalnya lingkaran dengan ujung yang bertemu,menggambar orang yang terdiri dari 2 bagian dan garis utuh dan menghitung benda-benda lurus.
  • Menyentuh dan mngitung benda dari 1 sampai 3.
  • Beranggapan bahwa semua benda adalah benda hidup dan mempunyai sifat-sifat seperti benda hidup lainnya.
  • Melakukan pendekatan "Trial and Error" untuk menemukan solusi baru dari masalah-masalah.
  • Belajar melalui eksplorasi agar dapat memecahkan masalah-masalah sederahana.
  •  
  •  
  •  
  • 5.Perkembangan Kognitif Anak Usia 3-5 Tahun
  •             Perkembangan kognitif anak usia 3-5 tahun, sering disebut dengan usia prasekolah, yang ditandai dengan sikap dan perilaku kreatif, bebas, dan penuh imajinasi.
  •             Pada usia 4 tahun seorang anak semakin bersemangat mempelajari hal-hal baru. Keadaan ini ditandai dengan semakin seringnya anak mengajukan pertanyaan sebagai wujud rasa keingintahuannya. Pada akhir usia yang keempat, daya khayal anak semakin menipis seiring dengan meningkatnya kemampuan memahami realitas. Kemampuan mengatasi masalah meningkat. Pada masa kanak-kanak, khususnya usia 3-5 tahun, sebagian besar anak merasa seolah-olah masa tersebut sebagai masa terpanjang dalam rentang kehidupannya. Umumnya masa kanak-kanak dibagi menjadi masa kanak-kanak dibagi menjadi masa kanak-kanak awal dan akhir. Salah satu ciri dari periode awal masa kanak-kanak tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan oleh orang tua, pendidik, dan ahli psikologi, yaitu usia sulit. Awal masa kanak-kanak sering dianggap sebagai usia yang mengundang masalah. Karena pada masa ini anak-anak seringkalu bandel, keras kepala, tidak menurut/negativisme dan melawan, dan seringkali marah tanpa alasan.
  •             Selain itu, masa kanak-kanak awal sering dianggap sebagai usia bermain yang sesugguhnya. Berbagai studi tentang cara bermain dan alat permainan pada anak menunjukkan bahwa kegiatan bemain dengan menggunakan mainan mencapai puncaknya pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak ini, kemudian mulai menurun ketika anak mulai memasuki usia sekolah dasar. Masa usia 3-5 tahun ini juga disebut masa berkelompok. Pada masa ini anak tumbuh dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mempelajari dasar-dasar berperilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial lebih tinggi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada waktu mereka masuk kelas satu sekolah dasar.
  •             Banyak ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia penjelajah, yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanimesnya, bagaimana perasaannya, di dalam lingkungan tersebut dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungannya. Salah satu cara yang digunakan untuk menjelajahi lingkungannya adalah dengan cara bertanya. Karena periode ini juga sering disebut usia bertanya. Periode ini juga dikenal dengan usia meniru, karena masa ini merupakan masa peka untuk menjadi sama dengan orang lain disekitarnya, seperti meniru pembicaraan atau tindakan orang yang dilihatnya, baik itu pembicaraan dan perilaku yang baik ataupun yang buruk.
  •             Usia 3-5 tahun dapat dikatakan sebagai usia keemasan bagi anak. Periode ini merupakan masa yang penting bagi keberlangsungan perkembangan anak dimasa mendatang. Berhasil atau tidaknya anak dalam menjalani periode tersebut akan menentukan proses selanjutnya. Peran dan tanggung jawab pendidik pada proses pembimbingan dan pengasuhan pada anak sangat besar, terutama dalam membantu anak melewati masa penting dalam rentang usia 3-5 tahun. Minimnya pemahaman pendidik terhadap perkembangan anak, tentunya akan berakibat bagi perkembangan anak, yaitu dapat mengendapkan "the hidden potency" yang telah dimiliki oleh anak.
  •             Piaget menggolongkan anak usia 4-5 tahun ke dalam tahap pra operasional, karena anak-anak belum siap untuk terlibat dalam operasi atau manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis. Tahap praoperasional berlangsung kira-kira pada usia 2-7 tahun . Karakteristik tahap ini adalah perluasanpenggunaan pemikiran simbolis atau kemampuan representasional. Kemajuan pemikiran simbolis ini diikuti oleh pertumbuhan pemahaman akan ruang, kausalitas, identitas, kategoritas, dan angka. Pemikiran praoperasional dibagi ke dalam dua tahap yaitu:
  • Sub tahap simbolis
  • Terjadi pada usia 2-4 tahun. Pada sub tahap ini, anak-anak mengembangkan kemampuan membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada. Menggunakan desain coret-coret untuk menggambar manusia, rumah, mobil, awan, dan lainnya. Anak-anak juga mulai menggunakan bahasa untuk melakukan permainan pura-pura. Namun pada sub tahap ini, kemajuan pemikiran mereka masih memiliki beberapa batasan-batasan yang penting, yaitu egosentrisme dan animisme. Egosentrisme adalah ketidakmampuan membedakan prespektif diri sendiri dan prespektif orang lain. Sedangkan animisme adalah keyakinan bahwa objek-objek yang tidak bergerak memiliki kehidupan dan mampu bertindak.
  • Sub tahap pemikiran intuitif
  • Terjadi kira-kira usia 4-7 tahun. Piaget menyebut periode ini "intuitif" karena anak-anak berusia muda tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi belum begitu sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui ini (Santrock, 2002). Karakteristik lain dari anak-anak praoperasional ialah mereka banyak bertanya. Pada usia 5 tahun terjadi peningkatan dala bertanya. Pertanyaan-pertanyaan terasebut menandai munculnya minat anak dalam memikirkan dan menemukan jawaban atas hakikat segala sesuatu.
  • Kemajuan berdasarkan perkembangan kognitif anak usia 3-5 tahun adalah:
  • Menggunakan simbol,
  • dimana anak tidak harus berada dalam kondisi kontak sensorimotor dengan obyek. Anak dapat membayangkan obyek atau orang tersebut memiliki sifat yang berbeda dengan yang sebenarnya.
  • Memahami identitas,
  • dimana anak memahami bahwa perubahan di permukaan tidak mengubah karakter ilmiah sesuatu.
  • Memahami sebab akibat,
  • dimana anak memahami bahwa peristiwa memiliki sebab.
  • Mampu mengklarifikasi,
  • dimana anak mengorganisir obyek, orang, dan peristiwa ke dalam kategori yang bermakna.
  • Memahami angka
  • dimana anak dapat menghitung dan bekerja dengan angka.
  • Karakteristik Perkembangan Kognitif
  • Mengelompokkan benda yang memiliki persamaan.
  • Menghitung 1-20.
  • Mengenal bentuk-bentuk sederhana.
  • Memahami konsep makna berlawanan.
  • Mampu membedakan bentuk lingkaran atau persegi dengan obyek
  •        nyata atau gambar.
  • Memasangkan dan menyebutkan benda.
  • Mencocokkan bentuk-bentuk sederhana.
  • Mengklasifikasikan angka, tulisan, buah, dan sayur.
  • Mengenal huruf kecil dan besar.
  • Mengenal warna-warna.

D. METODE EKSPERIMEN

1. Pengertian Metode Eksperimen

            Eksperimen atau percobaan adalah suatu kegiatan yang didalamnya dilakukan percobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000), metode percobaan/eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Menurut Adrian, metode eksperimen ialah suatu metode mengajar saat pendidik bersama anak didik mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun