4. Selebihnya pergi ke Malaysia atau Bali untuk merantau mencari penghasilan.
80% anak-anak di desa tersebut diberikan hak menuntaskan pendidikan sampai SMA, selebihnya akan bekerja sebagai TKI, keluar kota mencari pekerjaan dan selebihnya membantu orang tua disawah sambil menunggu kapan waktu mereka akan menikah. SDM dan SDA desa bandok terbilang sangat memadai untuk menjadi desa yang maju, karena didominasi oleh remaja-remaja yang berkreativitas tinggi dan pekerja keras.
Namun, hal itu tak dihiraukan oleh pemerintah setempat. tidak ada kegiatan positif yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk pelatihan-pelatihan khusus bagi para remaja yang tidak ada pekerjaan setelah lulus SMA seperti: pelatihan khusus menjahit, membuat makanan khas atau merancang bagaimana mendesain desa untuk kedepannya lebih maju.
sangat disayangkan banyak talenta-talenta muda yang tak diberdayakan oleh pemerintah daerah, padahal Dana Desa yang cukup besar jika dikelola dengan baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM suatu desa maka itu secara tidak langsung bisa memajuka desa itu sendiri dan baiknya pengangguran dan kesejahteraan perekonomian negarapun akan tercipta dengan baik.
kebanyakan pemerintah setempat hanya memikirkan isi perutnya dalam jangka pendek saja tanpa memikirkan nasib desa 5 atau 10 tahun setelahnya belum lagi tenaga kerja terdidik kini sangat minim baik ditingkat pemerintah desa maupun pada tingkatan pengajar, hal ini menyebabkan tak banyak perubahan yang dapat dilakukan. perputaran uang dan kekuasaan tetap saja terulang tanpa adanya perbaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H