Mohon tunggu...
Diana Ratih
Diana Ratih Mohon Tunggu... Lainnya - Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang

setiap orang punya hak untuk berkembang maju.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bantuan Pemerintah Pusat Tidak Sampai ke Tangan Rakyat? Dana Desa ke Mana?

25 Februari 2021   17:15 Diperbarui: 25 Februari 2021   17:35 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
3. Sebagai kuli bangunan

4. Selebihnya pergi ke Malaysia atau Bali untuk merantau mencari penghasilan.

80% anak-anak di desa tersebut diberikan hak menuntaskan pendidikan sampai SMA, selebihnya akan bekerja sebagai TKI, keluar kota mencari pekerjaan dan selebihnya membantu orang tua disawah sambil menunggu kapan waktu mereka akan menikah. SDM dan SDA desa bandok terbilang sangat memadai untuk menjadi desa yang maju, karena didominasi oleh remaja-remaja yang berkreativitas tinggi dan pekerja keras.

Namun, hal itu tak dihiraukan oleh pemerintah setempat. tidak ada kegiatan positif yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk pelatihan-pelatihan khusus bagi para remaja yang tidak ada pekerjaan setelah lulus SMA seperti: pelatihan khusus menjahit, membuat makanan khas atau merancang bagaimana mendesain desa untuk kedepannya lebih maju.

sangat disayangkan banyak talenta-talenta muda yang tak diberdayakan oleh pemerintah daerah, padahal Dana Desa yang cukup besar jika dikelola dengan baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM suatu desa maka itu secara tidak langsung bisa memajuka desa itu sendiri dan baiknya pengangguran dan kesejahteraan perekonomian negarapun akan tercipta dengan baik.

kebanyakan pemerintah setempat hanya memikirkan isi perutnya dalam jangka pendek saja tanpa memikirkan nasib desa 5 atau 10 tahun setelahnya belum lagi tenaga kerja terdidik kini sangat minim baik ditingkat pemerintah desa maupun pada tingkatan pengajar, hal ini menyebabkan tak banyak perubahan yang dapat dilakukan. perputaran uang dan kekuasaan tetap saja terulang tanpa adanya perbaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun