"Min, Sarmin..tolong aku. Aku tidak mau pulang...toloooong," pinta Mbah Sarijo sambil memandang ke arah lelaki yang bernama Sarmin. Maka Sarmin pun buru-buru mendekat dan bermaksud hendak menolong Mbah Sarijo, tetapi tangan Mawar menghalangi langkahnya. Akhirnya Sarmin hanya bisa memandangi Mbah Sarijo yang terus berjalan sambil melolong-lolong.
Sesampainya di rumah, Mbah Sarijo langsung dibawa ke gudang.
"Bapak harus kami pasung!" terdengar suara keras Mawar.
"Tidak mau!" Mbah Sarijo berusaha melawan, tapi apalah artinya kekuatan seorang lelaki renta, hingga akhirnya ia pun menyerah dan tersungkur lunglai, pasrah terhadap tindakan anak-anaknya.
Beberapa saat kemudian terdengar jeritan panjang Mbah Sarijo yang memelas.
"Ampun...ampun lepaskan aku, aku berjanji tidak akan kawin lagi, lepaskan aku...aku tidak akan kawin lagi!"
"Eh, Bapak bangun Pak." terdengar suara Mawar di telinga Mbah Sarijo.
"Apa? Oh ternyata aku cuma mimpi toh," gumam Mbah Sarijo.
"Memangnya Bapak mimpi apa?"
"Aku mimpi dipasung sama kamu dan adik-adikmu gara-gara ingin kawin lagi,"
"Wah, Bapak ini ada-ada saja. Meski kami melarang Bapak kawin lagi, kami tidak mungkin berbuat sekejam itu," tandas Mawar.